DEMI CINTA
Angin berhembus
dengan kencang, menggoyangkan pohon-pohon di taman. Sementara seorang gadis
buta sedang menangis di bawah pohon. Dia sudah tidak kuat dengan hinaan
orang-orang yang membencinya.
“sudahlah,
kamu jangan menangis terus !”. kata Tomi pacarnya.
“kenapa sih
orang-orang sangat membenciku ? apa karena aku buta ?”
“jangan
dengarkan apa kata orang, kan masih ada aku yang selalu sayang sama kamu ?”
“apa kamu
akan terus sayang sama jika aku ini buta selamanya ?”
“ iya Vina
sayang, aku akan terus mencintaimu dan menyayangimu sampai kapanpun juga. Kamu mau
kan menikah denganku ?”
Vina terdiam sejenak mendengar
pernyataan pacarnya itu.
“aku mau
menikah denganmu jika aku sudah bisa melihat !”
“baiklah
kalau itu keputusanmu”
Vina pun sudah kembali ceria dan tidak
menangis lagi.
Seminggu kemudian, Vina mendapat
kabar dari rumah sakit bahwa ada orang
yang mau mendonorkan matanya. Vina senang sekali mendengarnya.
Akhirnya Vina pun menjalani operasi
mata. Sebelum masuk ke ruang operasi Vina mencari pacarnya.
“ma, lihat Tomi
ke sini nggak…?” tanya Vina ke Ibunya.
“nggak,
mungkin dia lagi sibuk”
Vina pun masuk ke dalam ruang operasi.
Dua minggu setelah operasi, perban
mata Vina sudah boleh di buka. Dokter pun membukanya dengan perlahan.
“sekarang
buka mata kamu dengan perlahan-lahan”. Suruh dokter.
Vina pun membuka matanya
perlahan-lahan.
“ma, aku
sudah bisa melihat !!!”
“alhamdulillah
!!!” jawab ibu Vina.
“Tomi,
sekarang aku sudah bisa melihat !”
“iya Vina,
aku turut bahagia” jawab Tomi, tetapi tidak melihat ke arah Vina.
“Tomi, aku
disini. Kok kamu tidak melihat ke arah aku ? ka…ka…kamu buta ?”
“iya Vina,
aku buta. Kamu mau kan menikah denganku ?”
“ti…ti…ti…tidak,
aku tidak mau menikah denganmu”
Vina terkejut dan shock melihat
pacarnya itu.
“kenapa Vina
?”
“karena kamu
buta. Aku tidak mau punya suami buta !!”
Vina menolak Tomi mentah-mentah. Padahal
Vina sudah berjanji kalau sudah bisa melihat dia mau menikah dengan Tomi. Tapi Tomi
hanya tersenyum mendengar perkataan Vina itu.
Lalu Tomi
pergi sambil berkata
“jaga mataku
baik-baik ya Vina sayang ? karena yang mendonorkan mata itu adalah aku”.
Vina hanya terdiam mendengar itu. Dia selama ini tidak menyadari betapa
besarnya kasih sayang pacarnya itu. Dia terlalu mementingkan dirinya sendiri
"Cinta bukan cuma sekedar janji dan kata-kata saja"
The End
0 komentar:
Post a Comment