Wednesday, December 23, 2015

Cerpen - Maafkan Cinta

Maafkan Cinta


            Pagi telah tiba. Matahari pun dengan semangatnya menyinari semua makhluk di muka bumi ini. Burung-burung berkicauan disana-sini. Seakan turut bahagia dengan cerahnya pagi. Sementara itu, Baim sedang bersiap-siap untuk berangkat menuju kampusnya.
            Sesampainya di kampus ia langsung menemui wanita idamannya yang sudah datang terlebih dahulu.
“Hai, Indah? Sudah lama disini?” Tanya Baim sambil duduk disamping Indah.
“Barusan aja!” jawab Indah cuek.
“Sudah makan belum? Makan yuk?” Tanya Baim lagi.
“Nggak mau!” jawab Indah masih dengan cuek.
“Eeemmm, ya udah!” ucap Baim lemas.
            Baim pun mengambil sebuah novel dari tasnya kemudian membacanya.
            Begitulah keseharian Baim, selalu dicuekin wanita idamannya. Baginya itu bukan masalah, yang penting dirinya sangat mencintainya. Meskipun harus dicuekin terus. Tapi ia sangat yakin, dibalik cueknya itu pasti ada sebuah cinta untuknya.
            Baim dan Indah memang sudah pernah berpacaran. Sebenarnya mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Tapi entah kenapa, Indah memutuskan Baim begitu saja tanpa memberinya alasan.
“Indah, ayo kita pergi!” ajak teman Indah yang bernama Sari.
“Iya, aku duluan ya, im?” Jawab Indah kemudian pamit pergi ke Baim.
“Iya, hati-hati ya, Indah. Jangan lupa makan dan jangan capek-capek!” ucap Baim mengingatkan.
            Indah tidak memperdulikan perkataan Baim itu. Ia tetap aja jalan lurus kedepan. Hal itupun terlihat oleh temannya.
­“Kenapa kamu, Indah? Kok cemberut terus begitu?” Tanya Sari saat melihat Indah yang salah tingkah itu.
“Sebel banget aku sama tuh anak!”  jawab Indah dengan mulut sedikit dimajukan.
“Siapa? Baim? Memangnya kenapa?” Tanya Sari penasaran.
“Ya sebel lah. Setiap hari dia tuh ngikutin aku terus. Kemana saja selalu ada dia. Ngajakin kesini lah, ngajakin kesitu lah. Aku sama dia kan sudah gak ada apa-apa lagi? Tau gak yang bikin aku sebel banget? Hampir tiap jam tau dia telpon dan sms aku? Gila kan?” Ucap indah dengan sedikit kesal.
“Wah seru tuh? hehehe Mungkin dia masih cinta sama kamu? Kalau aku sih bersyukur banget jika punya cowok seperti dia?” Gumam Sari sambil senyum-senyum.
“Kamu suka sama tuh cowok? Udah, ambil aja?” Kata Indah terkejut.
“Siapa sih yang tidak suka sama cowok romantis seperti dia? Eeeemmm…. Beneran nih aku ambil gak papa? Nanti menyesal loh?” Tanya Sari seakan tidak percaya.
“Beneran!” kata Indah meyakinkan.
*****
Keesokan harinya adalah hari yang sangat cerah. Baim masih saja mau menemui Indah di kampus. Tapi setelah ia mencari-mencarinya kesana-kesini, ia tidak bisa menemukan Indah dimana. Kemudian ia bertemu dengan Sari di kantin.
“Hai, sar! Kamu lihat Indah gak?” Tanya Baim kemudian duduk disamping Sari.
“Nggak tahu tuh! Dari tadi aku juga gak lihat!” jawab Sari.
Mereka pun terdiam sejenak. Tidak ada kata-kata satu pun yang keluar dari mulut mereka. Lalu Sari membuka pembicaraan.
“Eh, Baim. Kamu masih cinta ya sama Indah? Kok masih ngejar-ngejar gitu sih? Indahnya kan sudah tidak memperdulikan kamu?” Tanya Sari serius.
“Iya, sar. Aku masih cinta banget sama Indah. Meskipun dia tidak peduli sama aku, aku akan tetap berusaha!” jawab Baim dengan semangat.
“Aku salut sama kamu. Tapi kamu juga harus berpikir. Kalau kamu ngejar-ngejar seperti itu, bukannya Indah menjadi cinta, malah akan semakin benci. Kamu lupain aja Indah. Cari aja yang pasti dari pada menunggu yang tidak pasti.” Ucap Sari panjang lebar.
“Eeemmm, kayaknya kamu benar, sar. Makasih ya?”
            Sejak saat itu, Baim dan Sari berteman baik. Jalan-jalan kemanapun mereka selalu berdua. Dan tanpa Baim sadari, ia sudah melupakan cintanya pada Indah. Tapi sekarang ia malah jatuh cinta sama Sari. Yah, ia benar-benar jatuh cinta kepada Sari.
            Suatu hari, saat Sari ada di kantin, Indah datang menemui Sari.
“Sar, hari-hari ini aku gak lihat Baim sama sekali ya? aku merasa ada yang beda deh?” Tanya Indah.
“Beda kenapa?” Sari balik tanya.
“Iya, beda. Sekarang sudah tidak ada lagi yang gangguin aku lagi. Hari-hariku pun sekarang jadi sepi karena tidak ada yang telpon-telpon aku lagi!”
            Sari terdiam sejenak saat mendengar perkataan Indah itu. Tapi kedatangan Baim membuyarkan lamunan Sari.
“Hai sari, hai indah?” Sapa Baim.
“Gimana? Jadi gak kita jalan-jalan?” Tanya Baim ke sari.
            Indah yang mendengarnya hanya bisa bengong aja seakan tidak percaya.
“Iya” jawab Sari singkat.
“Ya udah, aku tunggu di mobil ya?” kata Baim kemudian meninggalkan Indah dan Sari.
“Maaf ya, Indah. Selama ini aku tidak pernah cerita ke kamu, kalau aku sama Baim sudah pacaran. Maaf ya? Kamu tidak apa-apa kan?” Sesal Sari.
“Oooh, gak papa kok. Aku hanya merasa ada yang beda aja. Ya udah, selamat ya atas jadian kalian…Oiya, aku lupa ada urusan sekarang, aku duluan ya?”

            Indah pun meninggalkan Sari sendirian. Sebenarnya Indah hari ini tidak ada urusan sama sekali. Tapi ia tidak mau melihat kemesraan Sari dengan Baim mantannya. Ia sangat menyesal telah memutuskan Baim. Cowok yang sangat perhatian dan romantis. Ia tidak akan menemukan lagi cowok yang perhatian seperti dia. Ia benar-benar sangat menyesal.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews