Thursday, September 8, 2016

Lomba Menulis Fiksi Inspirasi dari Novel Klasik Storial.com


Indonesia Book Club (NulisBuku.com, ZettaMedia.id dan Storial.co) dan PT. Telkom Indonesia kembali bekerja sama mengadakan kegiatan literasi dalam misi membangun kembali minat baca dan membantu mencerdaskan masyarakat. Kali ini, kegiatan literasi yang kami lakukan berupa kompetisi menulis cerita fiksi yang terinspirasi dari novel klasik terbitan Balai Pustaka atau “Fiction Writing Competition Inspired by Classical Novel”, yang akan berlangsung selama bulan Agustus hingga Oktober 2016. Ketentuan umum kompetisinya sangat mudah, yakni kamu harus membaca novel klasik terbitan Balai Pustaka terlebih dahulu. Novel klasik tersebut dapat kamu baca melalui Pustaka Digital atau PaDi.
PaDi adalah program implementasi dari pencanangan 1000 Digital Learning Corner yang direalisasikan dalam bentuk kumpulan Pustaka Digital (eBook) gratis yang terdapat pada perangkat (dekstop atau gadget) PaDi di lokasi Plasa Telkom, WiFi Corner Telkom, dan Grapari Telkomsel tertentu. Program PaDi hingga saat ini dapat diakses di Plasa Telkom tertentu (cek ketersediaan PaDi di kotamu di link berikut http://www.telkom.co.id/pustaka-digital.html) dan lokasi masih akan terus bertambah.
Syarat dan ketentuan Fiction Writing Competition:
  1. Akses PaDi di Plasa Telkom, WiFi Corner Telkom, dan Grapari Telkomsel tertentu.
    Jika kesulitan mengakses PaDi, kamu bisa membacanya melalui www.qbaca.com atau melalui aplikasi QBaca di smartphonemu. 
  2. Pilih dan baca 1 buku (novel klasik terbitan Balai Pustaka).
  3. Tulisan harus berupa cerita fiksi.
  4. Tulisan tidak boleh mengandung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
  5. Harus asli karya peserta dan ditulis oleh penulis tunggal (satu cerita hanya ditulis oleh satu penulis).
  6. Tulisan yang disubmit belum pernah disubmit ke platform menulis lain, juga tidak sedang diikutkan dalam kompetisi mana pun. Dan selama kompetisi berlangsung, peserta dilarang mengunggah cerita tersebut ke platform menulis mana pun.
  7. Setelah submit tulisan, peserta wajib tweet “Aku ikutan Fiction Writing Competition #PustakaDigital @TelkomIndonesia @StorialCo lho! Baca karyaku di www.storial.co/tags/padifiksi #PADIFiksi”
  8. Periode kompetisi: 17 Agustus - 7 Okober 2016.
  9. Tulisan ditunggu paling lambat tanggal 7 Oktober 2016, pukul 23.59.
  10. Tulisan ini akan dibaca oleh para juri dan hasil keputusannya diumumkan pada tanggal 31 Oktober 2016.
  11. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
Ketentuan teknis submit tulisan di www.storial.co:
  1. Peserta boleh mengikutsertakan lebih dari satu cerita asal dimuat dan diterbitkan dalam BUKUyang berbeda.
  2. Tulisan harus ditulis dalam bahasa Indonesia, dengan panjang tulisan 1.000 - 10.000 kata. Boleh dibuat dalam beberapa BAB, panjang tulisan dalam satu bab maksimal 2.000 kata.
  3. Judul: Gunakan judul dalam bahasa Indonesia yang baik.
  4. Kategori: Cerita Pendek.
  5. Keterangan Buku:
    1. Isi kolom Keterangan Buku dengan sinopsis, teks pernyataan dan biodata singkat penulis (panjang isi kolom Keterangan Buku maksimal 300 kata).
    2. Awali sinopsis dengan teks pernyataan berikut "Karya ini terinspirasi dari [Judul Novel] karya [Penulis Novel] terbitan Balai Pustaka yang diikutsertakan dalam Fiction Writing Competition Inspired by Classical Novel yang diselenggarakan oleh Indonesia Book Club dan Telkom Indonesia. Dan saya menyatakan bahwa karya ini hanya diunggah di www.storial.co. "
    3. Sertakan biodata singkat penulis:
    3a. Nama Lengkap
    3b. Nama Pena (optional)
    3c. Tempat & Tanggal Lahir
    3d. Domisili (Mis: Jakarta/Surabaya/Bandung)
    3e. Akun Twitter
  6. Kata kunci: PADIFIKSI
Hadiah :
Juara #1: Rp15.000.000
Juara #2: Rp12.500.000
Juara #3: Rp10.000.000
Juara #4: Rp7.500.000
Juara #5: Rp5.000.000
*Pajak hadiah ditanggung pemenang!
Contoh Buku Padi Fiksi dapat kalian lihat di link berikut http://www.storial.co/book/contoh-buku-padi-fiksi

Lomba Esai Anak Muda dan Politik

Salah satu sebab meningkatnya sikap apatis masyarakat terhadap partai politik adalah banyaknya kasus-kasus korupsi yang melibatkan kader-kader partai politik. Berbagai survey menunjukkan kecenderungan semakin rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. 
Temuan survey SMRC terbaru (2016), misalnya, menempatkan partai politik sebagai lembaga yang paling rendah mendapatkan kepercayaan masyarakat (52%). Angkanya jauh di bawah TNI (89%), Presiden (83%), dan KPK (82%). DPR sebagai lembaga yang menampung partai politik juga mendapatkan nilai yang rendah, yakni 58%.
Tingkat kepercayaan publik yang rendah terhadap partai politik akan menyulitkan partai politik, bukan hanya dalam hal mencari dukungan, tapi juga dalam hal membangun kader. Masyarakat yang apatis terhadap partai politik akan sulit didekati dan ditawarkan untuk terlibat aktif atau apalagi masuk ke dalam partai politik.
Untuk itulah diperlukan terobosan dalam menghadapi situasi tak menguntungkan ini. Partai politik dituntut untuk tampil menarik dan mampu menjawab keraguan publik selama ini. Partai-partai baru mungkin lebih beruntung karena belum terkena stigma negatif seperti dimiliki partai-partai yang mapan. Tapi, tantangan mereka tidakkecil dan mengembalikan kepercayaan publik tidaklah mudah.
Karena itu, Qureta dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengajak anak-anak muda untuk berbagi pandangan dan gagasan seputar situasi politik di Indonesia sekarang ini. Ayo kirimkan tulisanmu lewat web ini dan sertakan sebagai #LombaEsaiPolitik
Anak Muda dan PolitikTema Utama
Subtema
  • Peran Pemuda dalam Politik
  • Media Sosial dan Politik
  • Apakah Politik Itu Buruk?
  • Partisipasi Pemuda dalam Pemilu Lokal
  • Korupsi dan Partai Politik
  • Perempuan dan Partisipasi Politik
  • Anak Muda Memandang Politik
Ketentuan dan Panduan
  • Para peserta adalah pelajar, mahasiswa dan umum berusia 15 – 45 tahun.
  • Peserta diwajibkan memiliki akun di Qureta dan mengirimkan tulisannya lewat web Qureta.
  • Profile penulis harap diisi secara lengkap, termasuk menuliskan no HP.
  • Tulisan adalah asli karya sendiri dan belum pernah diterbitkan atau dilombakan di media manapun.
  • Bentuk tulisan bisa berupa refleksi pemikiran, pengalaman pribadi, maupun esai lepas.
  • Esai yang dilombakan ditulis dalam  Bahasa Indonesia atau Inggris
  • Judul dan isi tulisan harus sesuai dengan tema lomba. Tulisan yang tidak terkait dengan tema lomba akan dikeluarkan dari daftar seleksi penilaian.
  • Tidak diperkenankan mengambil judul dari tema utama ataupun subtema lomba.
  • Panjang tulisan antara 800 hingga 1500 kata.
  • Boleh menyertakan gambar, animasi, audio, atau video, selama tidak melanggar hak izin dan hak cipta.
  • Boleh mengirim lebih dari satu tulisan. Namun, yang akan diseleksi oleh juri adalah tulisan terbaik yang dikirimkan.
  • Artikel-artikel yang akan dinilai juri adalah artikel yang lolos terbit di Qureta.
  • Esai yang diikutsertakan dalam lomba ini harus ditandai #LombaEsaiPolitik pada akhir tulisan.
Durasi Lomba
20 Agustus - 05 Oktober 2016
Kriteria Penilaian
  • Kesesuaian dengan tema
  • Orisinalitas alias tidak menjiplak
  • Konten atau tema besar lomba esai secara keseluruhan
  • Gaya bahasa dan penyajian isi gagasan 
  • Interaksi: komentar atau diskusi dalam esai yang diterbitkan
  • Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu-gugat
HADIAH: 
  • Juara I    : Uang tunai Rp. 6.000.000 dan piagam penghargaan
  • Juara II   : Uang tunai Rp. 4.000.000, dan piagam penghargaan
  • Juara III  : Uang tunai Rp. 3.000.000, dan piagam penghargaan
  • Tujuh (7) nominasi pilihan juri masing-masing akan mendapatkan: uang tunai Rp. 1000.000 dan piagam penghargaan
Dewan Juri
  • Okky Madasari (Novelis)
  • Luthfi Assyaukanie (Qureta)
  • Andi Saiful Haq (PSI)
*Informasil lebih lanjut hubungi: 

Saturday, September 3, 2016

Siapakah Aku??? (Sebuah Cerpen)


Siapakah Aku?
            Kuarahkan pandanganku ke jendela. Pohon-pohon itu tampak berlomba berlarian ke belakang. Seakan tak ingin tertinggal. Aku tahu bis ini sedang menuju ke kota Surabaya dimana pacarku kuliah. Aku memejamkan mataku seraya meneguhkan hatiku. Aku yakinkan hatiku bahwa aku harus kuat. Karena hari ini aku harus kembali berpisah dengan pacarku yang sangat aku cintai.
            “Kenapa kamu, Rif?” Suara Maya menegurku.
            “E…Enggak!” jawabku.
            “Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan?” Maya kembali bertanya sambil menatapku.
            “Nggak ada apa-apa kok, May. Aku hanya merasa sulit sekali untuk melepasmu. Aku hanya ingin selalu bersamamu.” Jawabku kemudian memegang tanyannya.
            Mendengar aku berkata seperti itu, Maya tersenyum dengan manisnya. Kemudian dia menggenggam erat tanganku.
            “Iya, aku tahu. Tapi kamu harus melepasku. Kan sebulan lagi kita juga akan bertemu? Aku janji akan selalu setia denganmu.” Ucap Maya menenangkanku.
            Aku tersenyum mendengar ucapannya. Aku tahu Maya wanita yang setia. Aku sangat percaya kepadanya. Karena selama kita berhubungan, dia tidak pernah melakukan hal yang salah. Apalagi sampai dia berselingkuh. Tidak. Dia bukan wanita seperti itu.
            Aku terus mengobrol dengannya. Dia menceritakan bagaimana pesta pernikahan sepupunya kemarin. Disela-sela ceritanya dia sesekali tertawa. Dia terlihat sangat bahagia. Itu juga membuat hatiku sangat bahagia. Aku tahu, aku sudah berjanji kepadanya untuk segera menikahinya setelah kelulusannya. Mungkin dibalik cerita itu ada keinginannya untuk segera menikah. Hemmm, entahlah aku tidak tahu.
            Bis yang kami tumpangi terus melaju dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Maya menaruh kepalanya dipundakku. Aku belai ramputnya. Dia terlihat begitu kelelahan. Kemudian entah kenapa truk di depan  bis yang kami tumpangi mengerem secara mendadak. Akibatnya bis kami oleng. Lalu menghantam truk di depan kami itu. Semua penumpang berteriak. Lalu dengan keras kepalaku terbentur jendela. Aku merasa kesakitan. Mataku kabur, tak dapat melihat apa-apa. Hingga akhirnya aku pingsan.
            Kubuka mataku perlahan-lahan. Pandanganku masih kabur. Semua masih terlihat tidak jelas. Aku terus mencoba membuka mataku. Sampai akhirnya aku berhasil. Semua terlihat berantakan. Bis yang aku tumpangi hancur. Truk yang tertabrak pun juga hancur. Sedangkan aku tergeletak di pinggir jalan. Aku mencoba untuk bangun. Tapi badan ini terasa begitu berat. Kepalaku juga terasa sangat sakit. Aku pegang kepalaku. Darah! Kepalaku penuh dengan darah. Oh, apa yang terjadi denganku?
            “Maya?” Pekikku terkejut, aku lupa dengan Maya.
            Aku mencoba untuk bangun. Tapi kakiku terasa sangat sakit. Mungkin kakiku telah patah. Tapi aku terus mencobanya. Aku terus mencoba untuk bangun. Sampai akhirnya aku berhasil bangun. Dan benar, kaki kananku patah. Aku tak bisa menggerakkan kaki kananku.
            “Aaakkhh!!” teriakku menahan kesakitan.
            “Maya? Dimana kamu, Maya?” Teriakku mencari Maya.
            Aku benar-benar heran. Tadi Maya ada disampingku. Tapi kenapa sekarang tidak ada. Aku berjalan dengan sangat perlahan. Aku terus mencari Maya. Mayat para penumpang bergeletakkan di jalanan. Semua meninggal. Kecelakaan ini begitu mengerikan.
            “Oh, Tuhan. Semoga Maya selamat!”
            Dari kejauhan, aku mellihat sesosok wanita mirip dengan Maya. Dia memakai baju yang sama dengan Maya. Yah, itu pasti Maya. Aku segera menghampirinya. Tapi, oh, kakiku benar-benar sangat sakit. Aku sudah tidak kuat lagi berdiri. Sedangkan darah terus mengalir dari kepalaku. Sampai akhirnya aku terjatuh. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.
            Dalam keadaan terkesot-kesot aku mengampiri Maya. Kakiku benar-benar sakit seakan ingin lepas. Aahh, aku sudah tidak tahan lagi.
            “Mayaaa?”
            Aku terus berteriak supaya Maya bisa mendengarku. Tapi dia masih tetap tidak bergerak sama sekali. Kemudian orang-orang mulai berdatangan kearah tempat kami kecelakaan.
            “Hei! Tolonglah dia!” teriakku sambil menunjuk kearah Maya.
            Tiga orang berjalan menuju kearah Maya. Mereka terlihat memeriksa keadaan Maya. Aku terdiam ditempatku berada. Aku sangat berharap Maya bisa selamat. Aku hanya bisa berdoa untuk keselamatan Maya.
            “Hei! wanita ini masih hidup. Cepat bawa ke rumah sakit!” teriak salah seorang yang menolong Maya.
            “Oh, Tuhan, Syukurlah!” Aku sangat bersyukur Maya masih selamat.
            Kemudian aku kembali mencoba untuk bangun. Tapi aku sudah tidak kuat mengangkat tubuhku lagi. Aku berteriak memanggil orang-orang agar menolongku. Tapi orang-orang itu tidak menghiraukanku.
            “Hei! Tolonglah aku? Aku sudah tidak kuat lagi?” Ucapku terus memohon.
            Aku terus berteriak-teriak meminta tolong keorang-orang itu. Tapi mereka tetap tidak menghiraukanku. Bahkan melihat kearahku pun tidak. Tetapi mereka malah memeriksa keadaan seseorang yang berada disamping Maya. Aku mengesot kearah mereka. Aku terus memaksa diriku untuk mendekati mereka.
            Setelah aku hampir mendekati mereka, aku melihat seorang pria yang sedang mereka periksa. Pria itu mirip sekali denganku. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun sama. Hatiku bergetar melihatnya. Jantungku pun bedetak dengan kencang.
            “Pria ini tidak selamat! Dia sudah meninggal!” kata salah seorang yang memeriksanya.
            Aku sangat penasaran dengan pria itu. Aku kembali terkesot-kesot menuju kearah mereka. Lalu saat sudah sangat dekat, aku berusaha untuk melihat pria itu. Terlihat begitu banyak darah yang mengalir dari kepalanya. Kakinya juga terlihat patah. Kucoba mendekatinya untuk melihat wajahnya. Jantungku berdetak dengan kencang. Hatiku sangat bergetar. Aku terkejut setengah mati. Ternyata pria itu adalah AKU. Terus aku ini siapa?

TAMAT

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews