Saturday, September 3, 2016

Siapakah Aku??? (Sebuah Cerpen)


Siapakah Aku?
            Kuarahkan pandanganku ke jendela. Pohon-pohon itu tampak berlomba berlarian ke belakang. Seakan tak ingin tertinggal. Aku tahu bis ini sedang menuju ke kota Surabaya dimana pacarku kuliah. Aku memejamkan mataku seraya meneguhkan hatiku. Aku yakinkan hatiku bahwa aku harus kuat. Karena hari ini aku harus kembali berpisah dengan pacarku yang sangat aku cintai.
            “Kenapa kamu, Rif?” Suara Maya menegurku.
            “E…Enggak!” jawabku.
            “Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan?” Maya kembali bertanya sambil menatapku.
            “Nggak ada apa-apa kok, May. Aku hanya merasa sulit sekali untuk melepasmu. Aku hanya ingin selalu bersamamu.” Jawabku kemudian memegang tanyannya.
            Mendengar aku berkata seperti itu, Maya tersenyum dengan manisnya. Kemudian dia menggenggam erat tanganku.
            “Iya, aku tahu. Tapi kamu harus melepasku. Kan sebulan lagi kita juga akan bertemu? Aku janji akan selalu setia denganmu.” Ucap Maya menenangkanku.
            Aku tersenyum mendengar ucapannya. Aku tahu Maya wanita yang setia. Aku sangat percaya kepadanya. Karena selama kita berhubungan, dia tidak pernah melakukan hal yang salah. Apalagi sampai dia berselingkuh. Tidak. Dia bukan wanita seperti itu.
            Aku terus mengobrol dengannya. Dia menceritakan bagaimana pesta pernikahan sepupunya kemarin. Disela-sela ceritanya dia sesekali tertawa. Dia terlihat sangat bahagia. Itu juga membuat hatiku sangat bahagia. Aku tahu, aku sudah berjanji kepadanya untuk segera menikahinya setelah kelulusannya. Mungkin dibalik cerita itu ada keinginannya untuk segera menikah. Hemmm, entahlah aku tidak tahu.
            Bis yang kami tumpangi terus melaju dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Maya menaruh kepalanya dipundakku. Aku belai ramputnya. Dia terlihat begitu kelelahan. Kemudian entah kenapa truk di depan  bis yang kami tumpangi mengerem secara mendadak. Akibatnya bis kami oleng. Lalu menghantam truk di depan kami itu. Semua penumpang berteriak. Lalu dengan keras kepalaku terbentur jendela. Aku merasa kesakitan. Mataku kabur, tak dapat melihat apa-apa. Hingga akhirnya aku pingsan.
            Kubuka mataku perlahan-lahan. Pandanganku masih kabur. Semua masih terlihat tidak jelas. Aku terus mencoba membuka mataku. Sampai akhirnya aku berhasil. Semua terlihat berantakan. Bis yang aku tumpangi hancur. Truk yang tertabrak pun juga hancur. Sedangkan aku tergeletak di pinggir jalan. Aku mencoba untuk bangun. Tapi badan ini terasa begitu berat. Kepalaku juga terasa sangat sakit. Aku pegang kepalaku. Darah! Kepalaku penuh dengan darah. Oh, apa yang terjadi denganku?
            “Maya?” Pekikku terkejut, aku lupa dengan Maya.
            Aku mencoba untuk bangun. Tapi kakiku terasa sangat sakit. Mungkin kakiku telah patah. Tapi aku terus mencobanya. Aku terus mencoba untuk bangun. Sampai akhirnya aku berhasil bangun. Dan benar, kaki kananku patah. Aku tak bisa menggerakkan kaki kananku.
            “Aaakkhh!!” teriakku menahan kesakitan.
            “Maya? Dimana kamu, Maya?” Teriakku mencari Maya.
            Aku benar-benar heran. Tadi Maya ada disampingku. Tapi kenapa sekarang tidak ada. Aku berjalan dengan sangat perlahan. Aku terus mencari Maya. Mayat para penumpang bergeletakkan di jalanan. Semua meninggal. Kecelakaan ini begitu mengerikan.
            “Oh, Tuhan. Semoga Maya selamat!”
            Dari kejauhan, aku mellihat sesosok wanita mirip dengan Maya. Dia memakai baju yang sama dengan Maya. Yah, itu pasti Maya. Aku segera menghampirinya. Tapi, oh, kakiku benar-benar sangat sakit. Aku sudah tidak kuat lagi berdiri. Sedangkan darah terus mengalir dari kepalaku. Sampai akhirnya aku terjatuh. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.
            Dalam keadaan terkesot-kesot aku mengampiri Maya. Kakiku benar-benar sakit seakan ingin lepas. Aahh, aku sudah tidak tahan lagi.
            “Mayaaa?”
            Aku terus berteriak supaya Maya bisa mendengarku. Tapi dia masih tetap tidak bergerak sama sekali. Kemudian orang-orang mulai berdatangan kearah tempat kami kecelakaan.
            “Hei! Tolonglah dia!” teriakku sambil menunjuk kearah Maya.
            Tiga orang berjalan menuju kearah Maya. Mereka terlihat memeriksa keadaan Maya. Aku terdiam ditempatku berada. Aku sangat berharap Maya bisa selamat. Aku hanya bisa berdoa untuk keselamatan Maya.
            “Hei! wanita ini masih hidup. Cepat bawa ke rumah sakit!” teriak salah seorang yang menolong Maya.
            “Oh, Tuhan, Syukurlah!” Aku sangat bersyukur Maya masih selamat.
            Kemudian aku kembali mencoba untuk bangun. Tapi aku sudah tidak kuat mengangkat tubuhku lagi. Aku berteriak memanggil orang-orang agar menolongku. Tapi orang-orang itu tidak menghiraukanku.
            “Hei! Tolonglah aku? Aku sudah tidak kuat lagi?” Ucapku terus memohon.
            Aku terus berteriak-teriak meminta tolong keorang-orang itu. Tapi mereka tetap tidak menghiraukanku. Bahkan melihat kearahku pun tidak. Tetapi mereka malah memeriksa keadaan seseorang yang berada disamping Maya. Aku mengesot kearah mereka. Aku terus memaksa diriku untuk mendekati mereka.
            Setelah aku hampir mendekati mereka, aku melihat seorang pria yang sedang mereka periksa. Pria itu mirip sekali denganku. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun sama. Hatiku bergetar melihatnya. Jantungku pun bedetak dengan kencang.
            “Pria ini tidak selamat! Dia sudah meninggal!” kata salah seorang yang memeriksanya.
            Aku sangat penasaran dengan pria itu. Aku kembali terkesot-kesot menuju kearah mereka. Lalu saat sudah sangat dekat, aku berusaha untuk melihat pria itu. Terlihat begitu banyak darah yang mengalir dari kepalanya. Kakinya juga terlihat patah. Kucoba mendekatinya untuk melihat wajahnya. Jantungku berdetak dengan kencang. Hatiku sangat bergetar. Aku terkejut setengah mati. Ternyata pria itu adalah AKU. Terus aku ini siapa?

TAMAT

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews