Maafkan Cinta
Pagi telah tiba. Matahari pun dengan
semangatnya menyinari semua makhluk di muka bumi ini. Burung-burung berkicauan
disana-sini. Seakan turut bahagia dengan cerahnya pagi. Sementara itu, Baim
sedang bersiap-siap untuk berangkat menuju kampusnya.
Sesampainya di kampus ia langsung
menemui wanita idamannya yang sudah datang terlebih dahulu.
“Hai, Indah?
Sudah lama disini?” Tanya Baim sambil duduk disamping Indah.
“Barusan aja!”
jawab Indah cuek.
“Sudah makan
belum? Makan yuk?” Tanya Baim lagi.
“Nggak mau!”
jawab Indah masih dengan cuek.
“Eeemmm, ya
udah!” ucap Baim lemas.
Baim pun mengambil sebuah novel dari
tasnya kemudian membacanya.
Begitulah keseharian Baim, selalu
dicuekin wanita idamannya. Baginya itu bukan masalah, yang penting dirinya
sangat mencintainya. Meskipun harus dicuekin terus. Tapi ia sangat yakin,
dibalik cueknya itu pasti ada sebuah cinta untuknya.
Baim dan Indah memang sudah pernah
berpacaran. Sebenarnya mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Tapi entah
kenapa, Indah memutuskan Baim begitu saja tanpa memberinya alasan.
“Indah, ayo
kita pergi!” ajak teman Indah yang bernama Sari.
“Iya, aku
duluan ya, im?” Jawab Indah kemudian pamit pergi ke Baim.
“Iya, hati-hati
ya, Indah. Jangan lupa makan dan jangan capek-capek!” ucap Baim mengingatkan.
Indah tidak memperdulikan perkataan
Baim itu. Ia tetap aja jalan lurus kedepan. Hal itupun terlihat oleh temannya.
“Kenapa kamu,
Indah? Kok cemberut terus begitu?” Tanya Sari saat melihat Indah yang salah
tingkah itu.
“Sebel banget
aku sama tuh anak!” jawab Indah dengan mulut
sedikit dimajukan.
“Siapa? Baim?
Memangnya kenapa?” Tanya Sari penasaran.
“Ya sebel lah.
Setiap hari dia tuh ngikutin aku terus. Kemana saja selalu ada dia. Ngajakin
kesini lah, ngajakin kesitu lah. Aku sama dia kan sudah gak ada apa-apa lagi?
Tau gak yang bikin aku sebel banget? Hampir tiap jam tau dia telpon dan sms
aku? Gila kan?” Ucap indah dengan sedikit kesal.
“Wah seru tuh? hehehe
Mungkin dia masih cinta sama kamu? Kalau aku sih bersyukur banget jika punya
cowok seperti dia?” Gumam Sari sambil senyum-senyum.
“Kamu suka sama
tuh cowok? Udah, ambil aja?” Kata Indah terkejut.
“Siapa sih yang
tidak suka sama cowok romantis seperti dia? Eeeemmm…. Beneran nih aku ambil gak
papa? Nanti menyesal loh?” Tanya Sari seakan tidak percaya.
“Beneran!” kata
Indah meyakinkan.
*****
Keesokan
harinya adalah hari yang sangat cerah. Baim masih saja mau menemui Indah di
kampus. Tapi setelah ia mencari-mencarinya kesana-kesini, ia tidak bisa
menemukan Indah dimana. Kemudian ia bertemu dengan Sari di kantin.
“Hai, sar! Kamu
lihat Indah gak?” Tanya Baim kemudian duduk disamping Sari.
“Nggak tahu
tuh! Dari tadi aku juga gak lihat!” jawab Sari.
Mereka
pun terdiam sejenak. Tidak ada kata-kata satu pun yang keluar dari mulut
mereka. Lalu Sari membuka pembicaraan.
“Eh, Baim. Kamu
masih cinta ya sama Indah? Kok masih ngejar-ngejar gitu sih? Indahnya kan sudah
tidak memperdulikan kamu?” Tanya Sari serius.
“Iya, sar. Aku
masih cinta banget sama Indah. Meskipun dia tidak peduli sama aku, aku akan
tetap berusaha!” jawab Baim dengan semangat.
“Aku salut sama
kamu. Tapi kamu juga harus berpikir. Kalau kamu ngejar-ngejar seperti itu,
bukannya Indah menjadi cinta, malah akan semakin benci. Kamu lupain aja Indah.
Cari aja yang pasti dari pada menunggu yang tidak pasti.” Ucap Sari panjang
lebar.
“Eeemmm,
kayaknya kamu benar, sar. Makasih ya?”
Sejak saat itu, Baim dan Sari
berteman baik. Jalan-jalan kemanapun mereka selalu berdua. Dan tanpa Baim
sadari, ia sudah melupakan cintanya pada Indah. Tapi sekarang ia malah jatuh
cinta sama Sari. Yah, ia benar-benar jatuh cinta kepada Sari.
Suatu hari, saat Sari ada di kantin,
Indah datang menemui Sari.
“Sar, hari-hari
ini aku gak lihat Baim sama sekali ya? aku merasa ada yang beda deh?” Tanya
Indah.
“Beda kenapa?”
Sari balik tanya.
“Iya, beda.
Sekarang sudah tidak ada lagi yang gangguin aku lagi. Hari-hariku pun sekarang
jadi sepi karena tidak ada yang telpon-telpon aku lagi!”
Sari terdiam sejenak saat mendengar
perkataan Indah itu. Tapi kedatangan Baim membuyarkan lamunan Sari.
“Hai sari, hai
indah?” Sapa Baim.
“Gimana? Jadi
gak kita jalan-jalan?” Tanya Baim ke sari.
Indah yang mendengarnya hanya bisa
bengong aja seakan tidak percaya.
“Iya” jawab
Sari singkat.
“Ya udah, aku
tunggu di mobil ya?” kata Baim kemudian meninggalkan Indah dan Sari.
“Maaf ya,
Indah. Selama ini aku tidak pernah cerita ke kamu, kalau aku sama Baim sudah
pacaran. Maaf ya? Kamu tidak apa-apa kan?” Sesal Sari.
“Oooh, gak papa
kok. Aku hanya merasa ada yang beda aja. Ya udah, selamat ya atas jadian
kalian…Oiya, aku lupa ada urusan sekarang, aku duluan ya?”
Indah pun meninggalkan Sari sendirian.
Sebenarnya Indah hari ini tidak ada urusan sama sekali. Tapi ia tidak mau
melihat kemesraan Sari dengan Baim mantannya. Ia sangat menyesal telah
memutuskan Baim. Cowok yang sangat perhatian dan romantis. Ia tidak akan
menemukan lagi cowok yang perhatian seperti dia. Ia benar-benar sangat
menyesal.