Wednesday, January 20, 2016

Cerpen Cinta - Bertahan Satu Cinta


Bertahan Satu Cinta
          pagi itu cuaca terlihat mendung, menandakan langit akan segera menurunkan hujannya. Angin yang berdesis pun terasa sangat dingin di badan. Burung-burung bertebaran kesana-sini seakan ikut merasakan dinginnya udara pagi itu. Sementara itu seorang cowok bernama Adi terburu-buru berangkat menuju ke sekolah.
“Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, pindahan dari Surabaya. Ayo Adi, kenalkan diri kamu didepan teman-teman kamu?” Kata Bu guru yang memperkenalkan Adi.
“Hai teman-teman, namaku Adi prasetyo. Aku pindahan dari SMAN 1 Surabaya. Aku harap kalian bisa menerimaku sebagai teman kalian!” kata Adi memperkenalkan diri sambil senyum-senyum.
“Ya sudah, silahkan kamu duduk!” suruh Bu guru.
            Adi sangat senang bisa sekolah di situ, selain sekolahnya yang bersih, anak-anaknya juga sangat ramah-ramah. Saat ia mau menuju ke Kantin, ia dikejutkan dengan kehadiran seorang cewek yang menabraknya.
Brruuuk!!!
“Aawww”
“Sorry, sorry. Aku gak sengaja!” ucap cewek itu minta maaf.
“Iya, gak papa kok!” jawab Adi dengan santai.
“Kamu anak baru itu kan?” Tanya cewek itu ketika melihat wajah Adi.
“Iya” jawab Adi singkat.
“Namaku Putri?” kata Putri sambil menyodorkan tangannya.
“Aku Adi” balas Adi.
            Sejak pertemuan itu, Adi semakin dekat dengan Putri. Tanpa diduga Adi menyimpan suatu perasaan pada Putri. Banyak hal yang disukai Adi dari Putri.
Putri merupakan sosok cewek yang baik dan ramah. Selain cantik, dia juga multi talent. Tidaklah salah, jika banyak cowok–cowok disekolah maupun luar yang menyukainya. Termasuk gosip-gosip tidak sedap mengenainya tentang kriteria cowok yang disukainya.
            Sebenarnya Adi telah mengetahuinya hal itu baik dari teman – temannya maupun orang terdekat Putri. Tapi, rasa cintanya terhadap Putri selalu menepis kabar buruk itu. Ia berfikir bahwa Putri tidak mungkin memiliki sifat seperti yang diceritakan orang. Karena selama ia bersama dengan Putri, ia selalu bahagia. Putri pun terlihat sama.
            “Apapun yang dibilang orang tentang dia, tidak akan memudarkan rasa cintaku padanya!”
Itulah kata–kata yang selalu Adi ucapkan dalam hati. Ia sendiri tidak mengetahui bagaimana perasaan Putri sebenarnya padanya.
            Suatu hari Adi menyatakan perasaannya kepada Putri dengan perasaan yang deg-degan.
“Putri, aku suka sama kamu. Aku cinta sama kamu. Kamu mau kan jadi pacarku?” Kata Adi saat menyatakan cintanya pada Putri.
            Tapi Putri diam saja tidak menjawab pertanyaan Adi. Kemudian Putri pergi meninggalkan Adi.
“Putri, tunggu!” teriak Adi saat melihat Putri pergi.
            Semenjak saat itu, Adi jarang bicara dengan Putri. Setiap kali ia bertemu, Putri selalu saja menghindar. Entah apa yang ada dalam fikiran Putri, yang pasti itu sangat membuat Adi kebingungan. Karena tak kunjung bisa bicara dengan Putri, akhirnya ia pun hanya bisa menuliskan sebuah surat dan berharap Putri mau membacanya.
Dear Putri
            Putri, aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Kenapa kamu selalu menghindariku? Kenapa kamu tidak mau bicara lagi denganku? Aku sangat mencintaimu Putri. Aku benar-benar tulus mencintaimu. Aku berharap, kamu bisa menemui aku sepulang sekolah di tempat biasanya kita bertemu.
Adi
            Itulah isi surat tersebut. Ia sangat berharap, Putri benar-benar mau membacanya dan mau menemuinya sepulang sekolah.
            Adi menunggu Putri dengan perasaan yang was-was. Sejuta pertanyaan mengelilingi pikirannya. Apakah Putri sudah membacanya? Apakah Putri mau menemui aku? Pertanyaan itu terus saja mengiang dipikirannya.
            Dari kejauhan tampak sesosok cewek yang berjalan kearah Adi. Ia sangat berharap cewek itu adalah Putri. Dan benar, cewek itu adalah Putri.  Sejenak Putri melihat kearah Adi, tetapi kemudian ia meninggalkan tempat itu.
“Put, Putri! Tunggu!” panggil Adi dengan berteriak.
            Tapi Putri tetap saja meneruskan langkahnya, seakan tak mendengar panggilan Adi. Tak menoleh sedikit pun.
            Adi sangat kecewa dengan apa yang  dilakukan Putri tadi. Tapi, seperti prinsip awalnya, apapun yang terjadi tidak akan memudarkan rasa cintanya pada Putri. Ia sudah terlanjur cinta mati kepada Putri.
“Apapun yang kamu lakukan terhadap diriku, takkan bisa membuat diri ini benci terhadap dirimu. Aku akan selalu mencintaimu. Apapun yang terjadi!” gumamnya dalam hati.
            Adi masih berusaha mempertahankan cintanya itu. Meskipun ia kecewa dengan kelakuan Putri kemarin. Ia tetap menuliskan sebuah surat yang mengajaknya bertemu untuk membicarakan masalah itu.
Dear Putri
            Putri, kenapa kamu kemarin kamu tidak mau menemuiku? Apa salahku? Apa kamu sudah melupakanku? Pernahkah kamu sejenak saja mengingat aku? Meskipun itu seperti angin yang berlalu, tapi aku akan senang jika kamu masih mau mengingatku. Putri, aku masih berharap kamu bisa menemuiku sepulang sekolah nanti ditempat biasanya kita bertemu. Ingat Putri, aku akan selalu menunggumu.
Adi
            Itulah isi dari surat itu. Isi yang masih sama dengan surat sebelumnya, yaitu menginginkan Putri untuk menemuinya sepulang sekolah.
            Lagi-lagi Adi menunggu Putri di tempat kemarin. Ada perasaan takut pada dirinya. Takut jika Putri tidak mau menemuinya. Tapi, saat ia sedang was-wasnya tiba-tiba Putri muncul di depannya.
“Putri?” ucap Adi terkejut.
            Putri hanya diam saja mendengar Adi berkata.
“Putri, kenapa selama ini kamu menjauhi aku? Apa salahku?” Tanya Adi dengan penasaran.
“Kamu tidak salah apa-apa!” jawabnya dengan datar.
“Lalu, kenapa selama ini kamu selalu menghindar dariku? Apa karena kamu tidak mau menjadi pacarku? Kamu mau kan jadi pacarku?” Tanya Adi lagi.
“Tidak Adi, aku gak mau. Aku sudah punya pacar. Selama ini aku menjauhi kamu karena aku takut pacarku marah jika aku dekat-dekat dengan kamu terus?”
“Ka…Kamu sudah punya pacar?”
“Maaf Adi, aku harap kamu bisa melupakanku!”
“Tidak Putri, apapun yang terjadi, aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu menyayangimu!”
“Terserah apa katamu!” ucap Putri kemudian pergi meninggalkan Adi.
            Adi tidak bisa melakukan apa-apa saat Putri pergi. Ia hanya diam saja tak mengeluarkan satu kata pun.
            Setiap hari, Adi mengikuti kemanapun Putri pergi. Dan ternyata memang benar, Putri sudah mempunyai pacar. Seorang pacar yang sempurna, dengan wajah yang tampan, kaya, penampilannya pun sangat keren. Beda jauh dengan Adi, wajah yang pas-pasan, kere, penampilan pun biasa saja. Tapi perbedaan itu tidak membuat Adi menyerah. Ia semakin semangat mengejar cinta Putri
“Putri, Sampai kapanpun, aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu menyayangimu. Biarpun kamu menyakitiku, aku akan tetap mencintaimu Putri, akan tetap mencintaimu”


SELESAI

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews