Friday, January 22, 2016

Cerpen Cinta - Hujan Kemarin


Hujan Kemarin

            Sore itu langit tampak terlihat gelap. Angin mulai bergerak dengan kencang. Menggoyangkan pohon-pohon yang ada dipinggir jalan. Rintik-rintik hujan pun mulai turun, dan mulai membasahi bumi ini.
            Sementara itu, seorang gadis bernama Yulia berlari ke arah halte bus untuk berteduh.
            “Duh, hujan lagi, hujan lagi!” pekik Yulia.
            Ia mulai membersihkan pakaiannya karena sedikit basah dan kotor. Ia juga tampak gelisah karena hujan saat itu sangat deras.
            “Duh, bagaimana pulangnya nih?” gumam Yulia.
            Yulia sangat bingung karena jika hujannya tidak segera reda, ia tidak akan dijemput oleh Ayahnya. Ia mulai memikirkan bagaimana ia bisa pulang.
            Tiba-tiba sebuah mobil sedan berhenti di depannya. Lalu keluar seorang pemuda tampan yang membuat Yulia sangat terkejut melihatnya.
            “Hei! Yulia?” sapa pemuda itu.
            “Rafi? Apa kabar?” jawab Yulia terkejut.
            “Ya beginilah, Yul. Kamu sendiri bagaimana?”
            “Baik saja. Bagini gimana?”
            “Ya begini saja. Kuliah, di rumah, main, itu-itu saja!”
            “Pacar kamu bagaimana?”
            “Hahaha…Aku gak punya, Yul!” kata Rafi sambil ketawa lebar.
            “Ahh, gak percaya!” kata Yulia dengan manja.
            “Beneran kok! Kalau aku punya pacar, sudah pasti aku sekarang jalan sama pacarku!” ucapnya menjelaskan.
            Yulia hanya tersenyum manis mendengarnya.
            Sejenak mereka berdua terdiam. Kemudian Yulia menatap pemuda itu. Hatinya terasa bergetar, jantungnya pun berdetak dengan kencang. Ia sangat bingung dengan perasaanya sekarang. Aneh, itu lah yang dia rasakan sekarang. Tatapan mata itu sangat membuatnya gugup dan bingung. Apakah ia telah jatuh cinta?
            Sadar telah menatap Rafi dalam-dalam, Yulia segera menundukkan kepalanya.  Ia sangat malu, sehingga membuat pipinya memerah.
            “Kenapa pipi kamu memerah?” tanya Rafi yang sadar melihat pipi Yulia
            “Ngg…nggak, nggak papa!” jawab Yulia dengan gugup.
            Yulia kembali menatap wajah tampan pemuda itu. Ada sebuah perasaan yang entah kenapa tiba-tiba muncul begitu saja di hati Yulia.
            “Nggak mungkin aku jatuh cinta lagi sama Rafi. Dia kan masa laluku?” gumam Yulia dalam hati.
            Memang, Rafi adalah teman Yulia sewaktu SMA. Yulia sempat suka dengan Rafi. Tapi ia tidak berani mengungkapkannya. Karena ia merasa, Rafi tidak akan menyukainya.
            “Ayo, aku antar kamu pulang!” ajak Rafi.
            Ajakan Rafi itu mengejutkan Yulia yang saat itu sedang melamun.
            “Nggak usah, Rafi. Aku bisa pulang sendiri,” tolak Yulia.
            “Tapi, ini kan masih hujan?” tanya Rafi lagi.
            Yulia hanya diam saja mendengarnya.
            “Ya udah, ayo pulang!” ajak Rafi sambil menarik tangan Yulia agar segera masuk ke dalam mobilnya.
            Diperjalanan, Yulia hanya terdiam saja. Tak bicara satu katapun. Rafi juga tidak bicara apapun. Rafi pun juga merasakan hal yang sama, yaitu hati yang bergetar, jantung yang berdetak dengan kencang dan perasaan yang sangat membingungkan.
            Akhirnya mereka pun sampai di rumah Yulia.
            “Terima kasih ya, Rafi. Kamu sudah mau mengantarkan aku pulang?”
            “Iya Yulia…
            “emmm…kamu mau gak makan malam sama aku besok?” tanya Rafi dengan gugup.
            “Aduh, gimana ya?” jawab Yulia dengan ragu.
            “Ayo dong! Please?” Rafi memohon.
            Melihat Rafi yang begitu menginginkan dia datang, akhirnya ia pun mengiyakan tawaran tersebut.
            “Baiklah, kalau kamu maksa, aku mau!”
            “Oke, aku jemput besok jam 7 malam.”
            “Iya”
*****
            Saat itu, Yulia tidak bisa tidur karena perasaannya sedang dilanda kebingungan. Apakah cinta lamanya bersemi kembali? Atau hanya perasaan yang biasa saja?
            Yulia pun menelpon sahabatnya.
            “Halo, Ifa?” sapa Yulia.
            “Iya, Yulia. Ada apa?” jawab Ifa.
            “Ifa, aku tadi bertemu dengan Rafi!”
            “Serius? Dimana?” Ifa terkejut.
            “Di halte, saat aku berteduh dari hujan. Aku juga di antar pulang sama dia.”
            “Waahh??? Terus kenapa kok kamu kayak gak senang gitu?”
            “Rafi mengajak aku untuk makan malam besok!”
            “Wah, bagus tuh. Udah ungkapin aja perasaanmu ke dia!”
            “Tapi, Ifa” Yulia ragu.
            “Kamu masih mencintainya kan?”
            Yulia hanya terdiam mendengar pertanyaan Ifa tersebut.
            “Pokoknya kamu besok harus datang ke makan malamnya dan ungkapkan perasaanmu itu ke dia. Jangan pendam terus selamanya!”
            Kemudian Ifa menutup telponnya.
            Yulia semakin dibuat bingung. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ia  pun segera tidur untuk melupakan kebingungannya itu.

            Acara makna malam pun telah tiba. Sesuai janji Rafi, Yulia di jemput tepat jam 7 malam. Dan seperti kemarin, diperjalanan mereka tidak berbicara sedikit pun. Mereka hanya terdiam seribu kata di dalam mobil. Hanya saja, Rafi sering melihat ke arah Yulia dengan tatapan yang berbeda.
            Sesampainya di tempat makan, ternyata Rafi memilih tempat yang sangat tepat. Sangat nyaman sekali. Dengan di iringi sebuah lagu yang tentunya semakin membuat suasana menjadi sangat romantis.
            Sebelum makan, Rafi terlihat gelisah dan seperti ingin menyampaikan sesuatu kepada Yulia.
            “Yulia, sebenarnya aku ingin berbicara sesuatu sama kamu?” kata Rafi dengan serius.
            “A…Apa Rafi? Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Yulia penasaran.
            “Aku ingin menyampaikan ini dari dulu, tapi…
            “A…Aku cinta sama kamu, Yul?” kata Rafi dengan terbata-bata.
            Sepontan Yulia sangat terkejut mendengarnya.
            “Apa???” Yulia seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
            “Iya, Yulia. Semenjak SMA dulu, aku sudah sangat menyukaimu. Tapi aku takut untuk mengungkapkannya. Aku takut kamu menolakku!” jawab Rafi dengan jujur.
            Sejenak Yulia terdiam. Ia tidak percaya ternyata Rafi dari dulu juga mencintainya.
            “Se…Sebenarnya, dari dulu aku juga suka sama kamu, Fi?” akhirnya Yulia mengaku sambil tersipu malu.
            “Beneran, Yulia? Kamu tidak sedang bercanda kan?” Rafi seakan tidak percaya dengan perkataan Yulia.
            Yulia hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil tertunduk malu.
            Rafi pun sangat senang melihatnya. Begitu juga dengan Yulia. Ia sangat senang karena Rafi juga sangat mencintainya.
            “Untung aku bertemu kamu saat hujan kemarin itu?” kata Rafi mengingat kejadian kemarin.
            “Jantungku deg-degan tau, saat melihat kamu?” kata Rafi lagi.
            “Jantungku juga deg-degan!” jawab Yulia spontan.
            “Berarti kita sehati dong? Hahaha!”
            Mereka berduapun tertawa bersama.
            “Hujan kemarin memang membawa berkah!” ucap mereka berdua.
            Malam itu menjadi malam yang paling indah untuk Yulia. Karena akhirnya ia bisa mendapatkan pujaan hatinya.
TAMAT


0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews