Saturday, January 16, 2016

Kepenulisan - Cara Membuat dialog yang benar dan penggunaan "dialog tag"

Cara membuat dialog yang benar dan penggunaan "dialog tag"

Dialog adalah percakapan antara 2 orang atau lebih, atau dapat diartikan juga sebagai komunikasi yang mendalam yang mempunyai tingkat dan kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling berbagi pandangan satu sama lain.

Contoh penulisan kalimat dialog yang benar :

* Jika akhir kalimat dialog adalah titik, maka huruf awal kata sebelum tanda kutip penutup (“) harus huruf capital/besar+.
contoh : “Kita akan pergi sekarang.” Aku dan Tono bergegas.
* Jika akhir kalimat dialog adalah koma, maka huruf awal kata berikutnya setelah tanda kutip penutup (“) adalah huruf kecil+.
contoh : “Semua akan baik-baik saja,” kataku kepada Tono.
* Jika akhir kalimat dialog menggunakan tanda tanya (?), maka huruf awal kata berikutnya setelah tanda kutip penutup (“) digunakan huruf kecil].
contoh : “Memangnya kamu mau ke mana?” tanya Indah padaku.
* Jika akhir kalimat dialog menggunakan tanda seru (!), maka huruf awal kata setelah tanda kutip penutup (“) dimulai dengan huruf capital/besar].
contoh : “Hei, tunggu!” Teriak Udin sambil berlari ke arahku.
* Setiap dialog baru, harus dibuat alinea/paragraph baru walau cuma satu kata/kalimat.
Contoh :
“Aku cemburu padanya!” Seru Ina marah.
“Ha? Cemburu pada siapa?” tanyaku penasaran.
2 dialog tersebut tidak dijadikan satu kesatuan, akan tetapi terpisah menjadi 2 baris kalimat.
* Setiap huruf awal kalimat dialog harus capital/besar.
Contoh : “Aku pulang,” kataku kepada Roi yang masih mematung.
* Tanda koma (,) dan titik (.) diletakkan sebelum tanda kutip penutup, bukan sesudahnya.
Contoh : “Aku bingung harus bagaimana,” kataku pada Ratih. “Aku berhenti.”
* Setelah tanda tanya (?) dan tanda seru (!) setelah ditutup dengan tanda kutip (“), tidak ada koma dan titik lagi.
* Tanda kutip dengan kata sebelum dan sesudahnya tidak ada spasi, jadi semuanya disatukan.
Contoh : “Ayo kita main!”

Tanda titik dan koma pada dialog

>> Dialog selalu dibuka dan diakhiri dengan tanda petik (” … “). yang ini pasti udah pada tau khan? hehehe
>> Based on tujuan :
Tanda baca apa yang harus kalian pakai di akhir dialog, yang tergantung pada tujuan dialog tersebut.
Jika dialog tersebut sifatnya pertanyaan, tentunya kalian harus pake tanda tanya (?).
Kalau dialog tersebut deklaratif / pernyataan (menyampaikan fakta atau opini), akhiri dengan tanda koma (,) atau tanda titik (.), tergantung pada lanjutan dialog tersebut.
>> Nah, maksudnya apa tuh “tergantung pada lanjutan dialog”? Jadi biasanya, setelah atau sebelum dialog ada frase pelengkap seperti “kata Katy”, ”tukas Mira”, “pekik Henry”, “Mira berkata”, dll. Frase pelengkap ini disebut dialog tag. Nah, dialog tag ini akan mempengaruhi tanda baca yang digunakan untuk mengawali atau mengakhiri dialog deklaratifmu.

Dialog Tag

>> Dialog tag dalam kalimat berita/pernyataan
Perhatikan contoh di bawah ini. Sebelumnya, keep in mind kalo kita lagi ngomongin dialog yang sifatnya pernyataan.
(a) “Kemarin Dian nggak pulang,” kata Katy.
(b) Katy berkata, “Kemarin Dian nggak pulang.”
Frase sejenis "kata Katy" dan "Katy berkata" inilah yang namanya dialog tag, frase yang mengikuti dialog, yang berfungsi untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog pada pembaca. Dialog tag biasanya ditandai dengan kata-kata seperti “ujar”, “kata”, “pekik”, “tukas”, “sambung”, dll.
Nah, kalo dialog tag ini letaknya di akhir dialog, akhiri dialogmu dengan tanda koma seperti di contoh (a). Sementara kalo dialog tag-nya ada di awal kalimat, gunakan tanda koma setelah dialog tag, dan akhiri dialog dengan tanda titik, seperti di contoh (b). Selain itu, ingat bahwa tanda baca yang mengakhiri dialog harus diletakkan sebelum tanda petik penutup.
Kadang ada beberapa frase yang disalahartikan sebagai dialog tag. Coba deh bandingin dialog (a) dan (b) dengan dialog (c) dan (d).
(c) “Kemarin Dian nggak pulang.” Katy menatap ibunya.
(d) Katy menatap ibunya. “Kemarin Dian nggak pulang.”
Kalimat sejenis “Katy menatap ibunya” di (c) dan (d) ini BUKAN dialog tag. Kalimat tersebut cuma kalimat yang dipakai untuk mendeskripsikan aktivitas Dian yang lain sambil mengatakan dialog tsb.
Kalau kalimat yang mengikuti dialog BUKAN dialog tag, akhiri dialogmu dengan tanda titik seperti di contoh (c). Kalau kalimat tersebut ada di awal (sebelum dialog, seperti di contoh (d)), gunakan tanda titik untuk mengakhiri kalimat tersebut, baru berlanjut ke dialog.

>> Kalimat berjeda
Ada juga kasus lain, di mana kedua kalimat ini terputus oleh tindakan / action, tanpa dialogue tag.
(g) “Tapi,”–ia meletakkan cangkirnya–”kamu yakin dia mau?”
(h) “Tapi,”–Andi meletakkan cangkirnya–”kamu yakin dia mau?”
Di dialog kaya gini, perbedaannya hanya terletak hanya pada cara penulisan kalimat tindakan yang menyela (re: kalimat aksi) tsb. Kalimat aksi harus diletakkan di antara dua tanda pisah en dash (–), tanpa menggunakan spasi. Dalam kasus kaya gini, kalimat aksi juga selalu diawali dengan huruf kecil, seperti di contoh (g), kecuali jika kalimat tersebut diawali dengan nama, seperti di contoh (h).
>> Kalimat terputus
Sekarang gimana kalo kalimatnya terputus? Coba simak dialog-dialog berikut:
(i) “Aku rasa dia nggak a—”
(j) “Aku . . . tidak tau lagi.”
(k) “Aku lelah . . . .”
(l) “Aku lelah . . . ,” keluh Tom.
Ketika dialog terpotong oleh kegiatan atau dialog karakter lain, gunakan tanda pisah em dash (—) seperti di contoh (i). Sementara, jika ada jeda dalam sebuah dialog seperti di contoh (j), atau pengucapan dialog tsb diulur seperti contoh (k) dan (l), gunakan tanda ellipsis (. . .). Jika tanda ellipsis muncul di akhir kalimat, tambahkan 1 tanda titik untuk mengakhiri kalimat (contoh (k)) atau tambahkan tanda koma jika dialog tersebut diikuti dialogue tag (contoh (l)). Biasanya ada 1 spasi di antara tiap tanda titik.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews