Monday, January 25, 2016

Contoh Skenario Film pendek "The Bad Guy's Journal : Save The Good Girl"

Hai sobat? kali ini akan membagikan sebuah skenario film untuk kalian semua. Semoga skenario ini bisa membuat acuan atau sebuah contoh untuk film-film yang akan kalian buat. Dan jangan lupa untuk like dan komennya ya? Terima kasih... :)
SKENARIO
THE BAD GUY’S JOURNAL: SAVE THE GOOD GIRL
Genre: Drama-Action
Length: ±25 minutes

Tokoh Utama :
1.      David
2.      Katy
3.      John
4.      Stanley
5.      Anna
 Penulis Skenario :
- Aris Prasetyo Budi
- Adelina Damayanti 

SCENE 0 : IN. DALAM KAMAR DAVID - SIANG
Cuplikan keadaan kehidupan David, diakhiri dengan pengambilan gambar buku jurnalnya.
“Namaku david. Aku tidak ingat tanggal lahirku. Tapi yang jelas, umurku 21 tahun. Kalian mungkin langsung bisa menyimpulkan siapa aku jika melihat dari kamarku. Tapi percaya atau tidak, aku dulunya adalah mahasiswa sejarah seni di universitas swasta. Aneh memang. Tapi, inilah hidupku”
SCENE 1 : IN.  DALAM MARKAS - SORE
David datang menemui anggotanya.
·         David  : “bagaimana untuk hari ini? Apa kita jadi merampok?”
·         John     : “tentu saja jadi”
·         Stanley            : “dimana kita akan merampok?”
·         David  : “Kita rencanakan dulu sekarang!”
·         Anna   : “sayang, apa kamu tidak kangen denganku?”
·         David  : “sayang, aku tidak bermaksud mengabaikanmu. Tentu saja aku kangen padamu. Tapi sekarang aku harus cari mangsa dulu”
Sambil berjalan keluar.
·         Anna   : “ah sayang, terus kapan kamu ada waktu buat aku?”
·         David  : “nanti sayang kalau aku sudah dapat hasil yang lumayan”
·         John     : “ayolah Anna, pacarmu tidak akan dimakan kucing kok”
·         Stanley            : “ benar. Lagian siapa yang mau makan orang sinting kayak David begini? Hahaha”
·         David  : “ah, diamlah, Sialan! Ayo kita langsung berangkat saja” (menghidupkan motor)
·         John & Stanley: “ iya, ayo”
·         Anna   : “Kau benar akan menemuiku lagi kan nanti?” (menggelayut manja di lengan david)
·         David  : “iya sayang. Aku janji, begitu aku selesai, aku akan menemuimu dan kita akan punya waktu panjang untuk beberapa hari ini.” (mengelus Rambut Anna)
·         Anna   : “Hati-hati ya, sayang. Dan jangan biarkan anak buah sialmu ini melemparkanmu di kandang untuk jadi makanan ayam”
·         Stanley            : “hahh tenang saja. Bahkan babipun tidak akan mau mendekati pacarmu” (mereka berangkat)
SCENE 2 : EXT. HALAMAN MUSHOLLAH – PETANG
            David dan anggotanya sampai di tempat mereka mau merencanakan perampokan, tepat disamping mushollah.
·         John     : “untuk rencana malam ini, kita akan merampok dimana?”
·         David  : “untuk malam ini, kita akan merampok mobil saja!”
·         Stanley            : “okey, aku setuju. Terus, apa yang akan kita lakukan setelah merampok?”
·         David  : “seperti biasa, kita akan berpesta!”
·         John     : “Aku setuju! Hahaha!”
Semuanya tertawa.
Lalu datang 3 orang dari dalam mushollah.
·         Ahmad            : “Assalamu’alaikum, permisi?”
David dan anggotanya tetap saja tertawa.
·         Ahmad            : “Assalamu’alaikum, permisi?”
David dan anggotanya diam.
·         Ahmad            : “maaf mas, jangan berisik. Kita akan sholat, sudah waktunya maghrib!”
·         John     : “terus, apa hubungannya dengan kita?”
·         Ali       : “setidaknya kalian bisa diam sebentar. Biar kami tidak terganggu!”
·         Stanley            : “siapa kalian, berani-beraninya melarang kami berisik!”
·         Yusuf  : “kami bukan siapa-siapa. Kami hanya ingin melaksanakan ibadah dengan tenang saja.”
·         David  : “ya sudah, sholat aja kalian!”
·         Ali       : “maaf ya mas, saya sudah mengingatkan secara baik-baik. Jadi saya harap kalian bisa diam sebentar!”
·         John     : “Kalian berani melarang kami? Kalian tidak takut dengan kami” (sambil berdiri dan memegang baju ali)
·         Ali       : “Saya berani, mas. Hanya Allah yang saya takuti!”
·         John     : “halah,!” (hendak memukul ali)
·         Yusuf  : “Hei, kamu mau memukulnya? Beraninya kau?” (katanya setelah menepis tangan john)
·         Ahmad            : “sudah, sudah. Kita sholat saja. Sudah waktunya ini. Jangan terbawa emosi!”
·         John     : “hahaha, iya sana! Mintalah bantuan sama Tuhan kau?”
David dan anggotanya tertawa.
SCENE 3 : EXT.  DI JALAN YANG SEPI – MALAM
·         David dan anggotanya menunggu mobil lewat dipinggir jalan.

Suasana didalam mobil yang akan dirampok.
·         Olivia  : “Pak, jalannya koq sepi banget begini ya?” (heran)
·         Supir    : “Tidak tahu, non. Biasanya sih meskipun malam tidak sesepi ini!”
·         Olivia  : “Eeemmmm!” (sambil memainkan hpnya)
            Kemudian David dan anggotanya menghadang mobil itu dengan menggunakan 2 buah sepeda motor.
·         David : “hei berhenti?” (teriak sambil menodongkan pistol ke arah sang supir)
Didalam mobil, Olivia berserta supirnya sedang kebingungan.
·         Olivia  : “Ada apa ini pak?” (terkejut)
·         Supir    : “saya tidak tahu, non. bagamana ini, non?” (terlihat kebingungan)
·         David  : “hei berhenti!”
·         Olivia  : “Berhenti saja pak, kita ikuti saja kemauan mereka!”
·         Supir    : “iya non!
mobil itu pun berhenti.
·         John     : “hei buka pintunya?” (teriak sambil mengedor-gedor pintu mobil)
Didalam mobil olivia panik
·         Olivia  : “cepat pak, buka pintunya!” (perintahnya sedikit keras dengan wajah yg panik)
·         Supir    : ‘i..iya non!” (terlihat ketakutan)
Supir itu membuka pintu mobilnya, terus ditarik sama John.
·         Supir    : “Ampun, pak.jangan sakiti saya!” (sambil mengangkat tangan)
·         John     : “Halaahh”
John memukulnya sampai tewas. Sedangkan olivia hanya bisa berteriak memanggil pertolongan.
David dan stanley menghampiri Olivia untuk merampas tas dan perhiasan yang dipakainya.
·         David  : “serahkan tas dan semua perhiasan yang loe pakai, sekarang juga!” (sambil menodongkan senjata)
·         Olivia  : “nggak, aku gak akan menyerahkannya!” (berusaha melawan dengan memegang tasnya rapat-rapat)
·         Stanley            : “loe cewek jangan membantah ya? Cepat serahkan, atau loe gue bunuh!” (ancamnya sambil menodongkan senjata)
Olivia menyerahkan tas dan semua perhiasan yang dipakainya.
·         Stanley            : “hahaha, cewek pintar!”
·         David  : “ayo cabut!” (mengajak semua teman-temannya)
David dan anggotanya meninggalkan olivia.
Olivia mengambil handphonenya yang disembunyikan dilaci mobil lalu menelpon polisi.
·         Olivia  : “halo, pak polisi? Tolong pak, saya telah dirampok. Saya sekarang sedang di jalan kalimantan. Cepat pak, perampoknya sedang kabur ke arah barat!” (terlihat sangat panik)
SCENE 4 : EXT. PINGGIR JALAN – MALAM
David dan anggotanya berhenti dipinggir jalan.
·         John     : “Hahaha, hasil malam ini lumayan banyak?” (sambil memegang perhiasannya)
·         Stanley            : “waahh, uangnya juga banyak!” (sambil membuka isi dompet)
·         David  : “Sudah, masukkan semuanya. Kita akan berpesta malam ini!”
David dan anggotanya tertawa.
Kemudian dua orang polisi datang dan sambil menodongkan pistol.
·         Polisi1 : “Angkat tangan! Kalian ditangkap atas tuduhan perampokan!” (sambil menodongkan pistol)
David dam anggotanya terlihat panik.
·         Polisi2 : “hei, jangan diam saja. Angkat tangan kalian!”
David dan anggotanya berlari untuk kabur.
·         Polisi2 : “hei, jangan kabur!”
SCENE 5 : EXT. JALAN  - MALAM
Polisi, david dan anggota kejar-kejaran masuk ke gang-gang.
·         Polisi2 : “hei berhenti, atau saya tembak!”
lalu ada seseorang yang lewat menaiki sepeda dan david menabraknya hingga jatuh.
·         Orang  : “sial! Hei berani-beraninya kalian menabrakku? Hei malah kabur lagi? Hei brengsek berhenti? Sialan!” (sambil melihat david yang kabur)
David tetap berlari, kemudian berhenti sejenak.
·         David  : “itu kan kiyai yang tadi sore? Kenapa sekarang omongannya kayak gitu?”
David kembali melanjutkan berlarinya. Sedangkan john dan stanley berlari kearah berlawanan dengan David. Polisi 2 mengejar john dan stanley. Akhirnya john dan stanley terjebak di jalan yang buntu .
·         Polisi2 : “Angkat tangan! Kalian sudah terkepung!”
·         John     : “sial!” (sambil mengangkat tangannya)
Polisi1 mengejar david tapi karena kejadian tadi, polisi 1 itu kehilangan jejak david.
·         Polisi1 : “kabur kemana tadi tuh perampok?”
·         Polisi1 : “ Sial, kita kehilangan jejak mereka!” (disuatu pertigaan gang)
David tetap berlari, karena dia menoleh kearah belakang, akhirnya dia menabrak sekumpulan cewek yang sedang berjalan. Mereka semua terjatuh.
·         Cewek1: “Aduh…!”
·         Cewek2: “hei, kalau jalan lihat-lihat dong?”
·         David  : “Maaf, maaf?”
·         Cewek2: “ Enak saja maaf, maaf!”
·         Cewek3: “Kita gebukin saja dia teman-teman. Ayo?”
Davidpun dikeroyok oleh cewek-cewek itu sampai babak belur. Kemudian menyeretnya dan memasukkannya kedalam selokan didepan rumah katy.
·         Cewek2: “Rasain, kamu! Dasar cowok!” (sambil meninggalkan david)
SCENE 6 : EXT. DEPAN RUMAH KATY - MALAM
Katy keluar rumah untuk membuang sampah. Tetapi dia melihat david yang lemah diselokan.
·         Katy    : “hei, siapa kamu? Apa yang terjadi?” (terlihat terkejut dan panik)
David hanya diam tak berdaya. Dia sudah tak mampu untuk menjawab. Katy pun membawa david kedalam rumah.
SCENE 7 : IN. RUMAH KATY – MALAM
·         Matt    : “hei, apa yang kamu lakukan, katy?” (kaget saat melihat katy membawa david).
·         Katy    : “Dia terjatuh di selokan, kak. Kasihan?
·         Matt    : “kasihan? Lihat, mukanya aja sudah babak belur begitu. Gak bakalan dia cuma terjatuh. Dia pasti penjahat yang habis dikeroyok masa!”
·         Katy    : “nggak, kak. Aku yakin dia bukan penjahat!”
·         Matt    : “terserah kamu saja deh. Pokoknya kakak curiga sama dia!”
·         Katy    : “iya, iya. Bantuin aku dong kak, berat nih!” (terlihat sudah gak kuat dengan david yang berat)
Matt membawa david kedalam kamar.
SCENE 8 : IN. DALAM KAMAR – PAGI
Katy masuk ke dalam kamar lalu membuka tas david karena penasaran. Saat membukanya Katy menemukan sebuah jurnal lalu dia membacanya. Katy sangat terkejut saat membacanya. Karena isi jurnal itu adalah catatan tentang perampokan yang dilakukan david. Saat katy terkejut, David perlahan mulai sadar. Katy yang melihatnya secepatny menyembunyikan jurnal itu. David  agak terkejut saat melihat ada Katy disampingnya.
·         David  : “A..aku dimana?” (masih gak kuat membuka mata)
·         Katy    : “Kamu ada di rumah aku,”
Lalu matt masuk kedalam kamar katy.
·         David  : “kamu siapa?”
·         Katy    : “aku katy, semalam aku menemukan kamu tergeletak diselokan depan rumah. Kamu kenapa semalam?”
·         David  : “A…aku gak ingat?” (berbohong)
·         Matt    : “Halah, kamu ngaku saja. Pasti kamu maling yang digebukin warga ya?”
·         Katy    : “kakak? Jangan ngomong gitu dong?”
·         Matt    : “katy, Dia itu pasti orang jahat. Lihat saja tampangnya kayak preman gitu?”
·         Katy    : “sudahlah, kak. Jangan ngomong seperti itu lagi. Kasihan dia masih sakit begini. Pokoknya aku gak percaya kalau dia itu penjahat!”
·         Matt    : “Pokoknya kakak gak suka sama dia!” (sambil menunjuk david kemudian meninggalkan katy dan david)
·         Katy    : “kakaaak?”
·         Katy    : “maaf ya, kelakuan kakak memang seperti itu?”
·         David  : “i..iya, gak pa2!”
·         Katy    : “ngomong-ngomong, nama kamu siapa?”
·         David  : “namaku david. Terima kasih ya, katy. Kamu mau menolongku?”
·         Katy    : “iya, sama-sama. Oiya, ini jurnal kamu ya?” (sambil memperlihatkan jurnalnya)
David hanya diam saja. Kemudian bangun dari tidurnya.
·         Katy    : “kamu jujur saja, aku gak akan marah koq asalkan kamu mau jujur ke aku?”
·         David  : “Iya, katy. Itu jurnalku.  Dan semua is dijurnal itu adalah benar. Aku memang seorang perampok.(diem sebentar) maaf ya katy, bolehkan sementara aku tinggal disini? Please?”
·         Katy    : “boleh saja. Asalkan selama disini kamu tidak merampok!”
·         David  : “iya katy. Aku janji gak bakalan merampok!”
David dan katy sama-sama senyum.
SCENE 9 : IN. RUANG MAKAN – SIANG
Terlihat Katy sedang mempersiapkan makanan di meja makan.
·         Katy    : “Kakak? David? Ayo kita makan siang?” (panggilnya sambil memegang piring).
·         Matt    : “Iya, sebentar!”
Selang beberapa saat Matt datang disusul dengan David.
·         Katy    : “ayo david. Kita makan bareng, jangan malu-malu?” (katanya saat melihat david hanya berdiri saja)
·         Matt    : “rumah kamu dimana, vid?”
·         David  : “rumah aku di lumajang, bang!” (berbohong)
·         Matt    : “terus, ngapain kamu di jember?”
·         David  : “aku mau mencari pekerjaan, bang?” (berbohong lagi)
·         Katy    : “apa kamu sudah menemukan pekerjaannya?”
·         David  : “sejauh ini, belum, katy!”
·         Katy    : “ya udah, nanti aku bantu carikan!”
Mereka pun makan bersama. Tapi david makannya terlihat tergesah-gesah, dan makannya juga dengan lahap banget. Sampai-sampai nambah. Matt yang melihatnya semakin tidak suka dengan david.
·         Matt    : “Ehem, makan kok kayak gitu? Gak sopan banget?” (kesal)
·         David  : “M...Maaf, bang!”
·         Matt    : “Kamu pikir ini warung apa? Makan seenaknya?” (kesal)
·         Katy    : “Udah, kak. Mungkin david lagi kelaparan, makanya makannya sampai begitu”
Mereka pun kembali meneruskan makan.
SCENE 10 : EX. HALAMAN RUMAH KATY  –  SIANG
david keluar dari rumah kemudian melihat matt sedang kesal dengan motornya.
·         Matt    : “Haduuuhh, kenapa nih motor gak bisa-bisa ya?” (sambil mencoba menghidupkan motornya)
·         Matt    : “Haduuuhh, sial!”
·         David  : “ kenapa, bang?”
·         Matt    : “ini, motor butut ini selalu saja rusak!”
·         David  : “sini, bang. Biar aku periksa?”
·         Matt    : “memang kamu bisa?”
·         David  : “bisa, bang!”
David memeriksa motor matt, lalu mencobanya. Ternyata motornya bisa hidup.
·         Matt    : “waahh, kamu hebat, david?”
·         David  : “aku sudah biasa benerin motor, bang!”
·         Matt    : “aku gak menyangka kamu bisa benerin nih motor. Padahal kalau sudah rusak begini, bengkel pun kesulitan benerinnya. Kamu hebat, david?” (sambil menepuk pundak david)
·         David  : “terima kasih, bang?”
·         Matt    : “aku yang seharusnya berterima kasih ke kamu. Motor ini adalah motor kesayanganku.
·         David  : “iya, bang.”
·         Matt    : “karena kamu sudah benerin motor aku. Aku membolehkan kamu tidur dirumahku sampai kapanpun!”
·         David  : “beneran nih, bang?” (seakan tidak percaya)
·         Matt    : “iya, asalkan kamu mau benerin motorku jika tiba-tiba rusak lagi!”
·         David  : “iya, bang. Pasti saya benerin” (terlihat senang)
·         Matt    : “okey!” (sambil berjabat tangan)
SCENE 11 : EXT. KAMPUS – SIANG
David dan katy mulai melakukan pendekatan, dengan jalan-jalan bersama.
SCENE 12 : IN. TEMPAT LATIHAN TARI  -  SIANG
katy sedang berlatih tari tradisional di sebuah ukm di kampus.
·         Reza    : “ayo, ayo, semangat! 1, 2 ,3!”
·         Reza    : “tangannya lebih keatasan lagi ya?” (sambil benerin tangan katy)
·         Katy    : “iya kak”
·         Reza    : “putri? Jangan kaku begitu? Lebih dilemaskan lagi ya?”
·         Putri    : “aduh kak, sulit banget nih?”
·         Reza    : “diusahakanlah, ayo?”
·         Putri    : “iya, kak.”
Diluar sekelompok cewek melihat mereka.
·         Stefani : “eh guys, lihat tuh mereka? Kampungan banget sih nari tradisional?”
·         Lutvi   : “iya, kampungan banget!”
·         Nuke   : “apalagi si katy tuh? Sok banget sih dia?”
·         Villa    : “iya, belagu banget tuh cewek cemen!”
·         Aulin   : “benci banget  aku sama tuh anak?
·         Cipu    : “iya, norak banget sih tuh cewek?”
·         Lutvi   : “kayaknya kita harus kasih pelajaran deh sama tuh anak?”
·         Adel    : “bener banget, kita samperin mereka!”
Mereka masuk kedalam ruang latihan. Lalu mematikan soundnya.
·         Stefani : “well, well, well. Lihat nih siapa yang lagi latihan?” (sambil mendekati katy)
·         Cipu    : “kayaknya si cewek cemen nih?”
·         Katy    : “apaan sih?”
·         Lutvi   : “loe cewek jangan sok banget ya? Tari tradisional aja bangga? Kampungan banget sih!”
·         Aulin   : “cewek apa guys?”
·         All       : “kampungan!” (kompak)
·         Wati    : “hei, jangan ganggu dia!” (sambil menghampiri katy)
·         Stefani : “Ini lagi, sok jadi pahlawan” (menghampiri wati)
·         Wati    : “kalian harus keluar dari ruangan ini!”
·         Stefani : “eh, berani-beraninya loe mengusir kami? loe gak tau siapa kami?”
·         Dewi   : “eh, kita gak mau ya berurusan sama cewek-cewek kayak kalian?”
·         Nuke   : “loe nantang gue ya?”
·         Dewi   : “aku gak nantang. Kalian aja yang selalu gangguin kita?”
·         Nuke   : “ loe berani ya sama gue?”
·         Dita     : “sudahlah, wi. Jangan tanggapi mereka?”
·         Cipu    : “nih lagi, beraninya belain dia?”
·         Dita     : “udah deh, kalian ini suka banget sih gangguin kita? Udah deh! putri, mainkan lagi lagunya!”
Putri mengampiri sound kemudian menghidupkannya. Tapi aulin mematikannya kembali.
·         Putri    : “hei, apa yang kamu lakukan?”
·         Aulin   : “udah deh, kamu diem aja!”
·         Villa    : “kalian ini, tarian kayak gitu aja bangga?”
·         Reza    : “semuanya hentikan!”
·         Reza    : “kalian sebenarnya mau apa sih? Sukanya ganggu orang?”
·         Lutvi   : “kami sih gak mau apa-apa? Cuma kami bete aja lihat tarian kalian tuh?
·         Dewi   : “eh, ini kan tarian khas indonesia? Harus bangga dong?”
·         Stefani : “ih, bangga? Tarian kayak ini yang harusnya bangga? Ayo guys?
Stefani melakukan tarian modern.
·         Stefani : “itu baru tarian?”
·         Reza    : “iihh, begitu aja bangga?”
·         Stefani : “loe nantang gue? Ayo kita battle?”
·         Reza    : “siapa takut?”
Battle antara kelompok stefani dan reza dan Saat battle baru mulai, David datang menjemput Katy. Kemudian langsung keluar ruangan.
·         Stefani : “eh, mau kemana loe cewek cemen?”
Tapi katy tetap berjalan keluar ruangan.
SCENE 13 : EXT. DI TROTOAR - PETANG
  • David  : tadi itu ada apa sih? Seperti mau demo tau.
  • Katy    : oh, itu acara battle. Biasalah, memang selalu panas kok.
  • David  : ya ampun, cewek-cewek ternyata juga bisa panas begitu
  • Katy    : tapi cowok lebih parah tau
  • David  : oh ya, tadi itu siapa yang mengejekmu?
  • Katy    : entahlah. Aku hanya tahu namanya. Dia Stefanie, leader dari grup dance modern. Dia berhasil merusak suasana latihan kami hari ini. benar-benar sialan.
  • David  : enggg... bagaimana kalau aku mengajakmu ke suatu tempat yang bagus agar kau bisa melepas penat?
  • Katy    : mana ada tempat bagus di dekat sini?
  • David  : ayo ikut sajalah.
SCENE 14 : EXT. DIATAS ATAP GEDUNG - MALAM
  • Katy    : (melihat dengan was-was) kau yakin mau membawaku kemari?
  • David  : (melompati jendela) tentu saja. Kenapa memang?
  • Katy    : ini sangat tinggi, kau tau kan?
  • David  : ayolah, ini tidak semenakutkan yang kau kira kok
  • Katy    : “ya baiklah.” (sambil turun ke atap dengan memegang tangan David)
  • David  : “bagus kan?” (mengajak Katy duduk di tepi atap)
  • Katy    : “bagaimana kau bisa tahu tempat yang bagus di kampus? Padahal kau kan bukan mahasiswa sini
  • David  : “ah, aku selalu menyukai atap kok. Dan tidak mungkin sebuah kampus tidak punya atap.
  • Katy    : oh ya? apa yang kau suka dari atap?
  • David  : aku suka melihat pemandangan di bawah dan bintang-bintang di langit dari atap.
  • Katy    : weew, aku tidak tahu seorang perampok bisa menyukai bintang. Kecuali untuk tato tentunya.
  • David  : well, sepertinya kata perampok terlalu kasar buatku saat ini.
  • Katy    : oh ya? (memandang David sambil tersenyum)
  • David  : engg... kau tau kan, aku berniat berhenti dari kehidupan lamaku. (memandang Katy dengan tersenyum juga)
  • Katy    : lalu?
  • David  : ya, aku ingin... kau tahu, memulai hidup baru
  • Katy    : terus?
  • David  : (memutar bola mata) oh, ayolah. Masa kau tidak tahu sih?
  • Katy    : apa memang? (tersenyum)
  • David  : (memegang tangan Katy) would you be mine till the rest of my life?
  • Katy    : ng...
  • David  : (mendekatkan mukanya ke wajah Katy) aku sudah tahu apa yang ada di pikiranmu kok
Setelah itu wajah mereka berdua semakin dekat sampai mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

SCENE 15 : EXT. DIJALAN - MALAM
John dan stanley baru saja berhenti berlari setelah sekitar satu jam yang lalu mereka berhasil menjebol pintu belakang penjara untuk melarikan diri. Kini keduanya sedang terengah-engah dan di tangan John tergenggam sebuah HP hasil curian yang sedianya akan mereka gunakan untuk menelepon David.
·         Stanley            : Man, kau hafal nomor David Tidak?
·         John     : yah, lumayan lah. Kenapa memang?
·         Stanley: coba Kau hubungi David. Nanti kalau dia menjawab telfonnya katakan kalau kita butuh tempat untuk tinggal sementara.
·         John     : oh, baiklah. Aku akan mencobanya.
Setelah menunggu selama beberapa detik, David mengangkat telfonnya.
·         David  : ya, halo. Siapa ini?
·         John     : oh, Dave, beruntung kau masih memakai nomor yang ini. aku John, Kawan.
·         David  : oh, john, kau rupanya? Ada apa? Bukannya kau dan Stanley masih ada di penjara?
·         John     : sebenarnya iya. Tapi kami baru saja berhasil melarikan diri dari penjara. Dan sekarang kami butuh tempat tinggal sementara. Apa kau bisa membawa kami untuk tinggal di tempatmu?
·         David  : well, aku minta maaf kalau masalah itu. Aku saja sekarang tinggal di tempat lain bersama sebuah keluarga. Dan aku tidak berani kembali ke tempatku yang lama karena aku takut polisi sudah tahu tentang tempat itu.
·         Stanley            : (merebut telpon dari John) halo, Man, ini aku Stanley. Apa kau tega membiarkan kami terlantar di jalanan, Hah?
·         David  : sumpah aku tidak bermaksud begitu. Aku memang benar-benar tidak bisa membantu kalian soal tempat karena aku... (ragu untuk meneruskan)
·         Stanley: karena apa huh?
·         David  : well, katakan saja aku bukanlah David yang dulu bagi kalian.
·         Stanley: apa maksudmu?
·         David  : ya maksudku, aku bukan seperti David yang kalian kenal.
·         Stanley: kau ngomong apa sih? To the point saja lah!
·         David  : jadi... Aku memutuskan untuk keluar dari geng.
·         Stanley: apa?! Kau sudah gila atau gimana sih?ini sama sekali tidak lucu tau!
·         David  : ya aku tau memang aku kedengarannya bercanda. Tapi percayalah, kali ini aku serius.
·         Stanley: oh, sial! Bagaimana bisa kau memutuskan hal itu hah?!
·         David  : well, entahlah. Tapi aku rasa aku tidak bisa membahayakan keluarga yang ku tumpangi sekarang dengan tetap merampok.
·         Stanley: puih! Sejak kapan kau peduli keluarga? Kami keluargamu tau!
·         John     : (merebut hp dari Stanley) apa semua ini ada hubungannya dengan seorang gadis?
·         David  : ya aku memang tinggal dengan seorang gadis dan kakak laki-lakinya. Tapi percayalah, ini nggak sepenuhnya karena cewek. (memutus panggilan)
·         John     : halo? Halo? Hei, halo?! Ah, sialan! teleponnya dimatikan!
·         Stanley: lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?
·         John     : entahlah. Tapi kita masih punya 1 tempat yang bisa kita singgahi.
·         Stanley: dimana?
·         John     : mari kita berdoa markas kita masih ada dan tidak ditempati kucing beranak. (lari ke markas)

SCENE 16 : IN. DIMARKAS - SIANG
Anna sedang asyik duduk sambil minum dan mendengarkan musik. Tangannya yang kiri tengah memainkan puntung rokok yang  ujungnya menyala dan terapit diantara kedua jarinya. Saat sedang dalam pose seperti itu, John dan Stanley tiba-tiba menghambur masuk dengan muka tertekuk.
·         Anna   : oh sial! Kenapa sih kalian hobi muncul tiba-tiba? Dan bagaimana kalian bisa sampai sini? Kalian kan sedang berlibur di prodeo.
·         John     : panjang ceritanya. Sebaiknya kau biarkan kami beristirahat sebelum mulai bercerita.
·         Anna   : well, ada beberapa kaleng minuman di belakang. Aku baru saja beli tadi pagi.
·         Stanley: terima kasih banyak. Padahal kami berpikir markas ini sudah dibakar atau rata dengan tanah.(sambil berjalan ke belakang dan menyambar 2 botol minuman)
·         Anna   : ayolah, ini tempat bersejarah bagiku. Mana mungkin aku menelantarkannya, Stan?
·         John     : baguslah masih ada satu orang yang peduli dengan tempat ini.
·         Anna   : satu orang? Kukira kalian melupakan David.
·         Stanley: ah sudahlah. David sudah tidak asyik lagi untuk diajak main.(melemparkan sekaleng minuman kepada John)
·         Anna   : maksudmu?
·         John     : Ya, David berubah jadi orang yang sangat menyedihkan sekarang. Kurasa kau belum tahu itu kan? Sungguh dia rasanya tidak pantas untuk jadi Alfa sekarang.
·          Anna  : apa maksudmu dia tidak pantas menjadi Alfa? Aku yakin dia masih sangat keren.
·         Stanley            : percayalah padaku, setelah aku dan John menceritakannya, kau pasti akan mencibir pacarmu habis-habisan
·         Anna   : oh, kita lihat saja. Aku yakin aku cukup tahan mendengar ocehan kalian tentang pacarku yang sangat keren melebihi kalian kurasa.
·         John     : well, kami tadi menelepon David.
·         Anna   : apa?! Kau serius kan? Bagaimana keadaannya? Dia ada di mana sekarang?
·         Stanley: tunggu dulu. Jangan histeris. Dasar cewek. Kami memang menelponnya tadi untuk meminta tumpangan tempat. Tapi dia menolak karena dia sudah tidak tinggal di tempatnya yang lama.
·         Anna   : maksudmu dia pindah rumah begitu?
·         Stanley: entahlah. Yang pasti dia sekarang tinggal dengan seorang cewek dan kakaknya.
·         Anna   : apa?! Seorang cewek? Sialan! Bagaimana bisa dia tinggal dengan seorang cewek? Kurang ajar! Awasa saja kalau aku bertemu dengan cewek jalang itu, akan kupancung kepalanya!
·         John     : Stanley benar kan kalau kau akan berhasrat membunuh setelah mendengar penjelasan kami? Tapi selain itu, ada satu hal lagi yang bisa membuatmu jantungan.
·         Anna   : apa?
·         John     : dia bilang, dia keluar dari geng.
·         Anna   : sialan! Bagaimana mungkin dia keluar dari geng? Dia kan Alfa. Benar-benar sialan. Apa ini gara-gara cewek?
·         Stanley: entahlah. Dia tidak mengatakannya dengan jelas. Dia hanya mengatakan kalau semua ini tidak sepenuhnya karena cewek.
·         Anna   : sialan! (sambil membuang puntung rokok) tapi aku rasa aku perlu melihatnya sendiri.
·         John     : kau tidak mempercayai kami?
·         Anna   : well, katakan saja aku percaya tapi aku berharap itu semua tidak benar.
·         Stanley            : dan kalau itu benar?
·         Anna   : kita memiliki kesamaan misi. Kau ingin David kembali ke geng, dan aku menginginkan cewek jalang itu mati, atau minimal cacat seumur hidup. Kau tahu maksudku kan?
·         John     : ya, kami mengerti.
·         Anna   : bagus. Doakan saja aku bisa secepatnya bertemu dengan David dan kita akan meluruskan semuanya.

SCENE 17 : EXT. DIJALAN - SIANG
David dan Katy hari itu sedang jalan-jalan berdua ketika kemudian tanpa diduga mereka bertemu dengan Anna.
·         Anna   : Ya ampun! Hai David! Apa kabar? (menghambur dan memeluk David di depan Katy) aku dengar dari John kalau kau sudah pindah tempat tinggal. Benarkah itu? Kau tahu, aku sangat merindukanmu sayang.
·         David  : “engg... ya memang aku punya tempat tinggal baru sejak beberapa hari ini. dan aku tidak tahu bagaimana John bisa memberitahumu padahal aku belum pernah bertemu dengannya sejak ‘malam itu’ (berusaha melepaskan diri dari pelukan Katy). Bisakah kau tidak usah memelukku di depan umum begini?
·         Anna   : oh ya ampun, sepertinya tempat tinggal barumu itu berhasil mengubah kelakuanmu juga ya? dasar lingkungan sialan! Dan siapa itu di sampingmu? Pelacur yang kau pesan?
·         David  : Oh ayolah, Anna. Jangan kasar seperti itu. Dia Katy, pemilik rumah yang saat ini aku tinggali (menoleh ke Katy). Katy, kenalkan, ini Anna, temanku.
·         Katy    : oh, hei, aku Katy (mengulurkan tangan untuk bersalaman)
·         Anna   : ya, aku sudah dengar namamu. Jadi singkirkan tangan sialanmu itu dariku.
·         David  : engg...Anna, aku rasa kita perlu bicara empat mata (menarik Anna menjauh dari Katy). Dan, Katy, tunggu saja di situ. Tidak akan lama kok.
Kemudian mereka berdua berhenti di tempat yang tidak terlalu jauh dari Katy, tapi cukup untuk tidak bisa di dengar oleh Katy.
·         Anna   : kenapa sih kau membawaku kesini? Atau jangan-jangan kau kangen dengan ciumanku ya? (memeluk David lagi)
·         David  : oh, cukup, Anna (berusaha melepaskan diri). Kurasa aku perlu mengatakan suatu hal kepadamu.
·         Anna   : jangan bilang kalau kau mau keluar dari geng karena cewek jalang itu.
·         David  : engg... ya kurang lebihnya begitu lah. Bagaimana kau tahu? (garuk-garuk kepala)
·         Anna   : oh, sial. Ternyata mereka benar. Kau memang benar-benar jadi pecundang atau bagaimana sih?
·         David  : maksudmu?
·         Anna   : “well, aku hanya merasa bodoh saja tidak mempercayai kata-kata John dan Stanley yang mengatakan bahwa kau sepertinya bakal hengkang dari geng ketika mendengar dengan siapa kau tinggal sekarang.”
·         David  : jadi John dan Stanley yang mengatakan tentang itu padamu?
·         Anna   : ya ampun, dasar otak kacang polong! Tentu saja! Mereka itu temanku juga tahu. Tentu saja sebagai teman yang baik mereka memberitahuku tentang betapa menyedihkannya kau sekarang. (menyalakan rokok)
·         David  : ya katakanlah mereka memang benar soal aku yang menjadi sangat menyedihkan. Aku benar-bemar minta maaf soal itu. Tapi ada satu hal lagi selain pernyataanku yang ingin keluar dari geng.
·         Anna   : oh ya? mari kita dengar apa katamu.
·         David  : engg... jadi begini (salah tingkah) sepertinya hubungan kita harus sampai disini saja Anna. Ka tahu kan apa alasanku?
·         Anna   : oh well, rupanya cewek jalang itu yang menjadi sumber dari semuanya. Bagaimana kalau aku mematahkan lehernya saja atau sekedar memberinya minum dengan air raksa?
·         David  : ayolah Anna. Kita tidak perlu memperpanjang masalah ini. kau dan aku sudah sama-sama dewasa kan?
·         Anna   : “ya, aku cukup dewasa kok karena aku tidak menonjok hidungnya saat ini juga. Dan sekarang mendingan kau cepat pergi saja sebelum cewek jalangmu mengira yang tidak-tidak.
·         David  : enggg... Ya, baiklah kalau  begitu. Kau sungguh tidak apa-apa kan?
·         Anna   : aku sudah bilang kan kalau aku cukup dewasa untuk mengerti hal ini?
·         David  : well, kalau begitu aku pergi dulu ya. terima kasih atas pengertianmu, Anna.
Setelah berkata begitu, David segera mengajak Katy pergi sebelum Anna bertindak macam-macam. Sedangkan Anna sendiri langsung menelepon John dan Stanley untuk merencanakan misi mereka.
·         Stanley            : ya halo. Ada apa Anna?
·         Anna   : halo, aku sudah bertemu David dan cewek jalangnya barusan. Dan aku menyesal tidak mempercayaimu.
·         Stanley: baguslah kalau begitu. Lalu apa rencanamu selanjutnya?
·         Anna   : melihat tampangnya, dia kuliah di kampus dekat sini. Mungkin yang di dekat bengkel itu.
·         Stanley: lalu?
·         Anna   : besok kau dan John tunggu di gang dekat gudang, aku akan menggiringnya kesana. Kalau bisa sediakan air keras.
·         Stanley            : baiklah. Nanti aku akan bicarakan dengan John.
Anna segera menutup teleponnya dan menggerutu sepanjang jalan.

SCENE 18 : EXT. DIDEPAN KAMPUS - SIANG
Tidak biasanya hari itu Katy pulang sendiri. Tadi pagi David sudah bilang padanya kalau dia tidak bisa menjemput karena harus membersihkan rumah bersama Matt. Diapun kemudian berjalan menyusuri jalanan dekat kampus ketika perasaannya mengatakan bahwa ada seseorang yang mengikutinya.
·         Katy    : (menoleh ke belakang) siapa sih? Seperti ada yang mengikutiku deh.
·         Anna   : (berjalan mengendap-endap sambil sesekali bersembunyi di dekat pohon atau bangunan. Dia menggunakan baju samaran)
Katy terus berjalan dengan waspada sambil sesekali menengok ke belakang. Ketika dia sudah sampai di gang dekat rumahnya, di semakin mempercepat langkahnya. Tak terpikir oleh Katy untuk langsung ke rumahnya. Dia malah terus mempercepat langkah melewati rumahnya dan sampai di sebuah gang lain yang tidak ia kenali. Anna sendiri merasa senang karena berhasil menggiringnya kemari. Kemudian Anna memberitahu John dan Stanley lewat SMS untuk bersiap-siap di tempat mereka. Katy sendiri terus saja melangkah tanpa tahu dimana ia berada. Sampai beberapa meter kemudian, Katy melihat John berdiri di depannya sambil memegang seutas tali. Saat hendak berbalik, dia melihat Stanley di belakangnya dengan memegang lakban hitam. Katy baru saja akan berlari ke arah lain ketika dia merasakan hantaman benda keras di tengkuknya, dan kemudian dia pingsan.
·         Anna   : keja bagus anak-anak.(melemparkan sebatang balok yang digunakan untuk memukul Katy) ayo kita bawa jalang ini ke gudang. Aku sudah tidak sabar memberinya minum dengan air keras.
·         Stanley            : (melakban mulut Katy) bisa kita angkut sekarang?
·         John     : (mengikat tangan Katy) tunggu sebentar, tinggal sedikit lagi.
Setelah selesai, mereka mendudukkan Katy di tengah jok motor, diapit oleh Stanley dan John, lalu mereka membawanya ke gudang.

SCENE 19 : IN. DISEBUAH GUDANG - SORE
Sesampainya mereka di gudang, mereka langsung mendudukkan Katy di sebuah kursi dan mengikatnya erat-erat. Anna hanya memandang Katy dengan jijik, lalu tangannya sudah menekan tombol panggil setelah mengetikkan nomor David di layar HP.

SCENE 20 : IN. RUMAH KATY - SORE
David dan Matt tengah membersihkan kamar mandi ketika HP David, yang diletakkan di kamar, berdering sebagai tanda ada telepon masuk.
·         David  : kau dengar itu, Matt? (sambil menggosok bak mandi)
·         Matt    : ya, aku dengar. Kenapa memang?
·         David  : sepertinya ada yang menelponku. Kau bisa mengangkatnya? Aku masih harus menyikat bak mandi.
·         Matt    : oh, well, akan kuangkat (berjalan menuju HP). Halo (memegang HP), kalau kau ada perlu dengan David, tunggulah sebentar. Dia masih membersihkan kamar mandi.
·         Anna (on the phone): oh sial. Kalau boleh tau kau siapa?
·         Matt    : aku Matt, pemilik rumah ini. kau sendiri siapa dan ada perlu apa dengan David?
·         Anna (on the phone): bisa kau katakan padanya kalau cewek jalangnya sudah ku sekap di gudang dekat kampus?
·         Matt    : (terkejut) apa?! Apa maksudmu cewek jalangnya disekap di gudang? Kau ini siapa hah?!
·         Anna (on the phone): ah sudahlah, bilang saja begitu. Dia pasti ngerti kok. Sudah ya, Bye! (menutup telepon)
·         Matt    : hei, apa maksudmu... oh sial. Teleponnya terputus, lagi! David! David!(berteriak memanggil)
·         David  : “ya ampun, kenapa sih orang ini? ya, aku akan kesana!” (sambil membasuh kakinya)
·         Matt    : “cepatlah, Man.
·         David  : “ada apa sih teriak-teriak? Celanamu kemasukan katak?
·         Matt    : “sialan. Tentu saja bukan, Bodoh! Aku barusan mendapat telpon dari orang tak dikenal yang mengatakan begini bisa kau katakan padanya kalau cewek jalangnya sudah ku sekap di gudang dekat kampus?”
·         David  : (kaget) hah?! Apa maksudnya?
·         Matt    : entahlah aku juga tidak tahu. Dia tidak mau menjelaskan. Katanya, aku hanya tinggal mengatakannya saja kepadamu, dan kau akan ngerti.
·         David  : yang meneleponmu itu cewek atau cowok?
·         Matt    : cewek kok. Dan kurasa nadanya agak menyebalkan.
·         David  : (berpikir selama beberapa saat) ah, sialan! Itu pasti Anna. (menepuk jidat) kau bilang dia tadi menyekap ceweknya di mana?
·         Matt    : di gudang dekat kampus. Sebenarnya ada apa sih?
·         David  : kau tahu siapa yang dimaksud ‘cewek jalang’ oleh penelpon tadi? Itu pasti Katy, Matt.
·         Matt    : jadi maksudmu Katy diculik dan dibawa ke gudang? Gudang apa tapi?
·         David  : itu gudang yang ada di belakang kampus. Ah, sial. Harusnya aku tahu kalau Anna tidak akan diam saja mengenai hal ini.
·         Matt    : lalu apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus ke sana?
·         David  : entahlah. Aku takut ini hanya jebakan saja. Bagaimana kalau kita cari dulu Katy di sekitar kampus. Siapa tahu dia masih di sana.
·         Matt    : kalau misalnya ancaman itu benar bagaimana?
·         David  : tempatnya tidak jauh dari kampus kok. Aku yakin kita bisa cepat sampai ke sana setelah kita tidak menemukan Katy di kampus. Kita berangkat sekarang?
·         Matt    : ya, ayo.
Matt pun segera menyalakan motornya dan melesat menuju kampus bersama David.

SCENE 21 : EXT. KAMPUS - SORE
Matt dan David berjalan keliling kampus dan  menanyai tiap orang tentang keberadaan Katy. Tapi mereka semua tidak tahu Katy ada di mana. Setelah sekitar 15 menit tidak menemukan Katy, mereka segera mengendarai motor menuju gudang.

SCENE 22 : IN. SEBUAH GUDANG - SORE
Anna sudah mondar-mandir didepan Katy sejak 15 menit yang lalu. Tangannya memutar-mutar handphone. Sedangkan Katy sedari tadi mencoba menggerak-gerakkan tangan untuk melepaskannya dari ikatan. Namun ketika di membuat suara yang sedikit berisik, Anna selalu memelototinya. Seperti sekarang.
·         Katy    : (membuat suara-suara karena hendak melepaskan diri)
·         Anna   : kau ini bisa diam tidak sih? Berhentilah membuat suara-suara yang tidak enak di telinga. Dasar jalang!
·         John     : kau yakin David akan datang?
·         Anna   : ya, aku yakin dia akan datang demi cewek jalang ini. tunggu saja.
·         Stanley: ini sudah hampir setengah jam lho.
·         Anna   : diamlah, Stan. Pasti sebentar lagi.
Dan benar saja, 5 menit kemudian David dan Matt menghambur masuk dengan muka marah. Terlebih lagi ketika David melihat Katy yang terikat di kursi dan mulutnya tersumpal.
·         David  : sialan kau, Anna! Apa yang kau lakukan kepada Katy?
·         Anna   : oh David. Cewek ini kan yang sudah membuatmu pergi dari kami? Lalu apa salahnya aku menghabisinya kalau itu bisa membuatmu kembali padaku?”
·         Matt    : sialan! Dia itu adikku!
·         Anna   : oh, pantas saja muka kalian mirip. Mirip sampah maksudku. (tertawa terbahak-bahak bersama John dan Stanley)
·         Matt    : “dasar cewek jalang! Beraninya kau mengatai adikku seperti itu?!” (emosi tinggi)
·         Anna   : “memangnya kenapa hah?”
·         David  : “sudah Anna! Apa yang kau inginkan dariku?”
·         John     : “kami hanya ingin kau kembali. Itu saja.
·         Anna   : tunggu, ada tambahan. Aku juga ingin cewek jalang ini berhenti menganggumu lagi.
·         Stanley            : kami tidak akan begini kalau saja kau tidak memutuskan untuk keluar, Dave.
·         Matt    : lalu apa hubungannya dengan adikku?
·         Stanley            : dia itu yang sudah membuat David keluar dari geng! Cewek jalang itu yang meepengaruhi pikiran David!
·         Matt    : jangan pernah berani mengatai adikku!
Setelah berkata demikian, Matt langsung menyerang Stanley. John tidak diam saja. Dia ikut melawan Matt.
·         David  : hentikan! (berteriak kencang) kalau masalahnya gara-gara aku, tolong lepaskan Katy dan aku yang akan melawan kalian. Bukan Matt.
·         John     : oh ya? bagaimana kalau begini? (john melukai lengan Katy)
·         David  : (menggeram)aku sudah bilang, jangan...ganggu...Katy!
Setelah berkata demikian, David langsung melayangkan tinjunya ke wajah John. Jadilah mereka berempat bergumul dalam perkelahian. David dan Matt yang menggunakan tangan kosong berkali-kali terkena sabetan pisau dan hantaman balok yang berasal dari John dan Stanley. Anna sendiri hanya tercenung melihat perkelahian itu. Kesempatan itu dimanfaatkan Katy untuk melepaskan diri dari tali yang mengikatnya. Sedikit demi sedikit Katy menggeser tangannya dari ikatan. Sementara itu David dan Matt masih terus saling hajar dengan John dan Stanley. Dan puncaknya adalah ketika pisau John menusuk paha Matt.
·         Matt    : Arrrrggghhh!! (sambil memegangi luka tusuknya)
mereka semua langsung berhenti seketika mendengar teriakan itu. David yang melihatnya langsung menjadi sangat naik pitam. Darah di tubuhnya sudah mendidih. Tangannya yang sudah terkepal keras sekali dengan tiba-tiba melesat cepat meninju rahang John dan Stanley bergantian. Tinjuannya bertubi-tubi sampai John dan Stanley tidak punya kesempatan untuk melawan. Matt yang masih bisa bergerak, melemparkan pisau yang menancap di pahanya ke arah Stanley dan kena. Dengan terhuyung Stanley memegangi perutnya yang tertusuk. Melihat hal itu, David semakin mengerahkan tenaganya untuk menghajar John yang sudah terlalu parah kondisinya untuk melawan. Saat akan menghunjamkan tinju terakhirnya, ada sebuah benda logam yang menempel di pelipis David. Saat melirik, David melihat Anna menempelkan pucuk senjata ke kepalanya.
·         David  : “anna, apa yang kau lakukan? Singkirkan pistol itu dariku.”
·         Anna   : “ada banyak hal di dunia ini yang harus dibayar oleh nyawa. Seperti pengkhianatanmu pada kami (menarik pelatuk). Terutama kepadaku!
Belum sempat Anna melepaskan tembakan, Katy, yang tanpa sepengetahuannya telah lepas dari jerat tali, langsung memukul tengkuknya dengan sebatang kayu balok sehingga Anna pingsan.
·         Katy    :  itu balasan dariku, Jalang!
Melihat itu, David segera menuntaskan tinjuannya ke wajah John. Setelah itu mereka segera membantu Matt berdiri dan berjalan keluar. Lalu mereka segera mendudukkan Matt di jok sepeda motor, diapit Katy dan David. Dan melesatlah mereka menjauhi tempat itu.

Epilog David: sangat tidak menyenangkan memang ketika kau harus melawan temanmu sendiri. Tapi aku menyadari bahwa adakalanya dalam hidup kita bahkan harus ‘mengalahkan’ sesamanya untuk mencapai tujuan yang lebih baik. seperti 2 serigala yang bertarung demi menjadi Alfa.”
THE END

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | hostgator reviews