Hai sobat? kali ini akan membagikan sebuah skenario film untuk kalian semua. Semoga skenario ini bisa membuat acuan atau sebuah contoh untuk film-film yang akan kalian buat. Dan jangan lupa untuk like dan komennya ya? Terima kasih... :)
THE BAD GUY’S JOURNAL: SAVE THE GOOD GIRL
Genre: Drama-Action
Length: ±25 minutes
Tokoh
Utama :
1.
David
2.
Katy
3.
John
4.
Stanley
5.
Anna
Penulis Skenario :
- Aris Prasetyo Budi
- Adelina Damayanti
SCENE
0 : IN. DALAM KAMAR DAVID - SIANG
Cuplikan
keadaan kehidupan David, diakhiri dengan pengambilan gambar buku jurnalnya.
“Namaku
david. Aku tidak ingat tanggal lahirku. Tapi yang jelas, umurku 21 tahun.
Kalian mungkin langsung bisa menyimpulkan siapa aku jika melihat dari kamarku.
Tapi percaya atau tidak, aku dulunya adalah mahasiswa sejarah seni di
universitas swasta. Aneh memang. Tapi, inilah hidupku”
SCENE
1 : IN. DALAM MARKAS - SORE
David
datang menemui anggotanya.
·
David : “bagaimana untuk hari ini? Apa kita jadi
merampok?”
·
John : “tentu saja jadi”
·
Stanley : “dimana kita akan merampok?”
·
David : “Kita rencanakan dulu sekarang!”
·
Anna : “sayang, apa kamu tidak kangen denganku?”
·
David : “sayang, aku tidak bermaksud mengabaikanmu.
Tentu saja aku kangen padamu. Tapi sekarang aku harus cari mangsa dulu”
Sambil
berjalan keluar.
·
Anna : “ah sayang, terus kapan kamu ada waktu buat
aku?”
·
David : “nanti sayang kalau aku sudah dapat hasil
yang lumayan”
·
John : “ayolah Anna, pacarmu tidak akan dimakan
kucing kok”
·
Stanley : “ benar. Lagian siapa yang mau
makan orang sinting kayak David begini? Hahaha”
·
David : “ah, diamlah, Sialan! Ayo kita langsung
berangkat saja” (menghidupkan motor)
·
John
& Stanley: “ iya, ayo”
·
Anna : “Kau benar akan menemuiku lagi kan nanti?”
(menggelayut manja di lengan david)
·
David : “iya sayang. Aku janji, begitu aku selesai,
aku akan menemuimu dan kita akan punya waktu panjang untuk beberapa hari ini.”
(mengelus Rambut Anna)
·
Anna : “Hati-hati ya, sayang. Dan jangan biarkan
anak buah sialmu ini melemparkanmu di kandang untuk jadi makanan ayam”
·
Stanley : “hahh tenang saja. Bahkan babipun
tidak akan mau mendekati pacarmu” (mereka berangkat)
SCENE
2 : EXT. HALAMAN MUSHOLLAH – PETANG
David dan anggotanya sampai di
tempat mereka mau merencanakan perampokan, tepat disamping mushollah.
·
John : “untuk rencana malam ini, kita akan merampok
dimana?”
·
David : “untuk malam ini, kita akan merampok mobil
saja!”
·
Stanley : “okey, aku setuju. Terus, apa yang
akan kita lakukan setelah merampok?”
·
David : “seperti biasa, kita akan berpesta!”
·
John : “Aku setuju! Hahaha!”
Semuanya
tertawa.
Lalu
datang 3 orang dari dalam mushollah.
·
Ahmad : “Assalamu’alaikum, permisi?”
David
dan anggotanya tetap saja tertawa.
·
Ahmad : “Assalamu’alaikum, permisi?”
David
dan anggotanya diam.
·
Ahmad : “maaf mas, jangan berisik. Kita
akan sholat, sudah waktunya maghrib!”
·
John : “terus, apa hubungannya dengan kita?”
·
Ali : “setidaknya kalian bisa diam sebentar.
Biar kami tidak terganggu!”
·
Stanley : “siapa kalian, berani-beraninya
melarang kami berisik!”
·
Yusuf : “kami bukan siapa-siapa. Kami hanya ingin
melaksanakan ibadah dengan tenang saja.”
·
David : “ya sudah, sholat aja kalian!”
·
Ali : “maaf ya mas, saya sudah mengingatkan
secara baik-baik. Jadi saya harap kalian bisa diam sebentar!”
·
John : “Kalian berani melarang kami? Kalian
tidak takut dengan kami” (sambil berdiri dan memegang baju ali)
·
Ali : “Saya berani, mas. Hanya Allah yang
saya takuti!”
·
John : “halah,!” (hendak memukul ali)
·
Yusuf : “Hei, kamu mau memukulnya? Beraninya kau?”
(katanya setelah menepis tangan john)
·
Ahmad : “sudah, sudah. Kita sholat saja.
Sudah waktunya ini. Jangan terbawa emosi!”
·
John : “hahaha, iya sana! Mintalah bantuan sama
Tuhan kau?”
David
dan anggotanya tertawa.
SCENE
3 : EXT. DI JALAN YANG SEPI – MALAM
·
David
dan anggotanya menunggu mobil lewat dipinggir jalan.
Suasana
didalam mobil yang akan dirampok.
·
Olivia : “Pak, jalannya koq sepi banget begini ya?”
(heran)
·
Supir : “Tidak tahu, non. Biasanya sih meskipun
malam tidak sesepi ini!”
·
Olivia : “Eeemmmm!” (sambil memainkan hpnya)
Kemudian
David dan anggotanya menghadang mobil itu dengan menggunakan 2 buah sepeda
motor.
·
David
: “hei berhenti?” (teriak sambil menodongkan pistol ke arah sang supir)
Didalam
mobil, Olivia berserta supirnya sedang kebingungan.
·
Olivia : “Ada apa ini pak?” (terkejut)
·
Supir : “saya tidak tahu, non. bagamana ini, non?”
(terlihat kebingungan)
·
David : “hei berhenti!”
·
Olivia : “Berhenti saja pak, kita ikuti saja kemauan
mereka!”
·
Supir : “iya non!
mobil
itu pun berhenti.
·
John : “hei buka pintunya?” (teriak sambil
mengedor-gedor pintu mobil)
Didalam
mobil olivia panik
·
Olivia : “cepat pak, buka pintunya!” (perintahnya
sedikit keras dengan wajah yg panik)
·
Supir : ‘i..iya non!” (terlihat ketakutan)
Supir
itu membuka pintu mobilnya, terus ditarik sama John.
·
Supir : “Ampun, pak.jangan sakiti saya!” (sambil
mengangkat tangan)
·
John : “Halaahh”
John memukulnya sampai tewas. Sedangkan olivia hanya bisa berteriak
memanggil pertolongan.
David
dan stanley menghampiri Olivia untuk merampas tas dan perhiasan yang
dipakainya.
·
David : “serahkan tas dan semua perhiasan yang loe
pakai, sekarang juga!” (sambil menodongkan senjata)
·
Olivia : “nggak, aku gak akan menyerahkannya!”
(berusaha melawan dengan memegang tasnya rapat-rapat)
·
Stanley : “loe cewek jangan membantah ya?
Cepat serahkan, atau loe gue bunuh!” (ancamnya sambil menodongkan senjata)
Olivia
menyerahkan tas dan semua perhiasan yang dipakainya.
·
Stanley : “hahaha, cewek pintar!”
·
David : “ayo cabut!” (mengajak semua teman-temannya)
David
dan anggotanya meninggalkan olivia.
Olivia
mengambil handphonenya yang disembunyikan dilaci mobil lalu menelpon polisi.
·
Olivia : “halo, pak polisi? Tolong pak, saya telah
dirampok. Saya sekarang sedang di jalan kalimantan. Cepat pak, perampoknya sedang
kabur ke arah barat!” (terlihat sangat panik)
SCENE
4 : EXT. PINGGIR JALAN – MALAM
David
dan anggotanya berhenti dipinggir jalan.
·
John : “Hahaha, hasil malam ini lumayan banyak?”
(sambil memegang perhiasannya)
·
Stanley : “waahh, uangnya juga banyak!”
(sambil membuka isi dompet)
·
David : “Sudah, masukkan semuanya. Kita akan
berpesta malam ini!”
David
dan anggotanya tertawa.
Kemudian
dua orang polisi datang dan sambil menodongkan pistol.
·
Polisi1 : “Angkat tangan! Kalian ditangkap atas tuduhan
perampokan!” (sambil menodongkan pistol)
David
dam anggotanya terlihat panik.
·
Polisi2 : “hei, jangan diam saja. Angkat tangan
kalian!”
David dan anggotanya berlari untuk kabur.
·
Polisi2 : “hei, jangan kabur!”
SCENE
5 : EXT. JALAN - MALAM
Polisi,
david dan anggota kejar-kejaran masuk ke gang-gang.
·
Polisi2 : “hei berhenti, atau saya tembak!”
lalu
ada seseorang yang lewat menaiki sepeda dan david menabraknya hingga jatuh.
·
Orang : “sial! Hei berani-beraninya kalian
menabrakku? Hei malah kabur lagi? Hei brengsek berhenti? Sialan!” (sambil
melihat david yang kabur)
David
tetap berlari, kemudian berhenti sejenak.
·
David : “itu kan kiyai yang tadi sore? Kenapa
sekarang omongannya kayak gitu?”
David
kembali melanjutkan berlarinya. Sedangkan john dan stanley berlari kearah
berlawanan dengan David. Polisi 2 mengejar john dan stanley. Akhirnya john dan
stanley terjebak di jalan yang buntu .
·
Polisi2 : “Angkat tangan! Kalian sudah terkepung!”
·
John : “sial!” (sambil mengangkat tangannya)
Polisi1
mengejar david tapi karena kejadian tadi, polisi 1 itu kehilangan jejak david.
·
Polisi1 : “kabur kemana tadi tuh perampok?”
·
Polisi1 : “ Sial, kita kehilangan jejak mereka!”
(disuatu pertigaan gang)
David
tetap berlari, karena dia menoleh kearah belakang, akhirnya dia menabrak
sekumpulan cewek yang sedang berjalan. Mereka semua terjatuh.
·
Cewek1:
“Aduh…!”
·
Cewek2:
“hei, kalau jalan lihat-lihat dong?”
·
David : “Maaf, maaf?”
·
Cewek2:
“ Enak saja maaf, maaf!”
·
Cewek3:
“Kita gebukin saja dia teman-teman. Ayo?”
Davidpun
dikeroyok oleh cewek-cewek itu sampai babak belur. Kemudian menyeretnya dan
memasukkannya kedalam selokan didepan rumah katy.
·
Cewek2:
“Rasain, kamu! Dasar cowok!” (sambil meninggalkan david)
SCENE
6 : EXT. DEPAN RUMAH KATY - MALAM
Katy
keluar rumah untuk membuang sampah. Tetapi dia melihat david yang lemah
diselokan.
·
Katy : “hei, siapa kamu? Apa yang terjadi?”
(terlihat terkejut dan panik)
David
hanya diam tak berdaya. Dia sudah tak mampu untuk menjawab. Katy pun membawa
david kedalam rumah.
SCENE
7 : IN. RUMAH KATY – MALAM
·
Matt : “hei, apa yang kamu lakukan, katy?” (kaget
saat melihat katy membawa david).
·
Katy : “Dia terjatuh di selokan, kak. Kasihan?
·
Matt : “kasihan? Lihat, mukanya aja sudah babak
belur begitu. Gak bakalan dia cuma terjatuh. Dia pasti penjahat yang habis
dikeroyok masa!”
·
Katy : “nggak, kak. Aku yakin dia bukan
penjahat!”
·
Matt : “terserah kamu saja deh. Pokoknya kakak curiga
sama dia!”
·
Katy : “iya, iya. Bantuin aku dong kak, berat
nih!” (terlihat sudah gak kuat dengan david yang berat)
Matt
membawa david kedalam kamar.
SCENE
8 : IN. DALAM KAMAR – PAGI
Katy masuk ke dalam kamar lalu membuka tas david karena penasaran.
Saat membukanya Katy menemukan sebuah jurnal lalu dia membacanya. Katy sangat
terkejut saat membacanya. Karena isi jurnal itu adalah catatan tentang
perampokan yang dilakukan david. Saat katy terkejut, David perlahan mulai
sadar. Katy yang melihatnya secepatny menyembunyikan jurnal itu. David agak terkejut saat melihat ada Katy
disampingnya.
·
David : “A..aku dimana?” (masih gak kuat membuka
mata)
·
Katy : “Kamu ada di rumah aku,”
Lalu
matt masuk kedalam kamar katy.
·
David : “kamu siapa?”
·
Katy : “aku katy, semalam aku menemukan kamu
tergeletak diselokan depan rumah. Kamu kenapa semalam?”
·
David : “A…aku gak ingat?” (berbohong)
·
Matt : “Halah, kamu ngaku saja. Pasti kamu maling
yang digebukin warga ya?”
·
Katy : “kakak? Jangan ngomong gitu dong?”
·
Matt : “katy, Dia itu pasti orang jahat. Lihat
saja tampangnya kayak preman gitu?”
·
Katy : “sudahlah, kak. Jangan ngomong seperti itu
lagi. Kasihan dia masih sakit begini. Pokoknya aku gak percaya kalau dia itu
penjahat!”
·
Matt : “Pokoknya kakak gak suka sama dia!”
(sambil menunjuk david kemudian meninggalkan katy dan david)
·
Katy : “kakaaak?”
·
Katy : “maaf ya, kelakuan kakak memang seperti
itu?”
·
David : “i..iya, gak pa2!”
·
Katy : “ngomong-ngomong, nama kamu siapa?”
·
David : “namaku david. Terima kasih ya, katy. Kamu
mau menolongku?”
·
Katy : “iya, sama-sama. Oiya, ini jurnal kamu ya?”
(sambil memperlihatkan jurnalnya)
David
hanya diam saja. Kemudian bangun dari tidurnya.
·
Katy : “kamu jujur saja, aku gak akan marah koq asalkan
kamu mau jujur ke aku?”
·
David : “Iya, katy. Itu jurnalku. Dan semua is dijurnal itu adalah benar. Aku
memang seorang perampok.(diem sebentar) maaf ya katy, bolehkan sementara aku
tinggal disini? Please?”
·
Katy : “boleh saja. Asalkan selama disini kamu
tidak merampok!”
·
David : “iya katy. Aku janji gak bakalan merampok!”
David
dan katy sama-sama senyum.
SCENE
9 : IN. RUANG MAKAN – SIANG
Terlihat
Katy sedang mempersiapkan makanan di meja makan.
·
Katy : “Kakak? David? Ayo kita makan siang?”
(panggilnya sambil memegang piring).
·
Matt : “Iya, sebentar!”
Selang
beberapa saat Matt datang disusul dengan David.
·
Katy : “ayo david. Kita makan bareng, jangan
malu-malu?” (katanya saat melihat david hanya berdiri saja)
·
Matt : “rumah kamu dimana, vid?”
·
David : “rumah aku di lumajang, bang!” (berbohong)
·
Matt : “terus, ngapain kamu di jember?”
·
David : “aku mau mencari pekerjaan, bang?”
(berbohong lagi)
·
Katy : “apa kamu sudah menemukan pekerjaannya?”
·
David : “sejauh ini, belum, katy!”
·
Katy : “ya udah, nanti aku bantu carikan!”
Mereka
pun makan bersama. Tapi david makannya terlihat tergesah-gesah, dan makannya
juga dengan lahap banget. Sampai-sampai nambah. Matt yang melihatnya semakin
tidak suka dengan david.
·
Matt : “Ehem, makan kok kayak gitu? Gak sopan
banget?” (kesal)
·
David : “M...Maaf, bang!”
·
Matt : “Kamu pikir ini warung apa? Makan
seenaknya?” (kesal)
·
Katy : “Udah, kak. Mungkin david lagi kelaparan,
makanya makannya sampai begitu”
Mereka
pun kembali meneruskan makan.
SCENE
10 : EX. HALAMAN RUMAH KATY – SIANG
david
keluar dari rumah kemudian melihat matt sedang kesal dengan motornya.
·
Matt : “Haduuuhh, kenapa nih motor gak bisa-bisa
ya?” (sambil mencoba menghidupkan motornya)
·
Matt : “Haduuuhh, sial!”
·
David : “ kenapa, bang?”
·
Matt : “ini, motor butut ini selalu saja rusak!”
·
David : “sini, bang. Biar aku periksa?”
·
Matt : “memang kamu bisa?”
·
David : “bisa, bang!”
David
memeriksa motor matt, lalu mencobanya. Ternyata motornya bisa hidup.
·
Matt : “waahh, kamu hebat, david?”
·
David : “aku sudah biasa benerin motor, bang!”
·
Matt : “aku gak menyangka kamu bisa benerin nih
motor. Padahal kalau sudah rusak begini, bengkel pun kesulitan benerinnya. Kamu
hebat, david?” (sambil menepuk pundak david)
·
David : “terima kasih, bang?”
·
Matt : “aku yang seharusnya berterima kasih ke
kamu. Motor ini adalah motor kesayanganku.
·
David : “iya, bang.”
·
Matt : “karena kamu sudah benerin motor aku. Aku
membolehkan kamu tidur dirumahku sampai kapanpun!”
·
David : “beneran nih, bang?” (seakan tidak percaya)
·
Matt : “iya, asalkan kamu mau benerin motorku jika
tiba-tiba rusak lagi!”
·
David : “iya, bang. Pasti saya benerin” (terlihat
senang)
·
Matt : “okey!” (sambil berjabat tangan)
SCENE
11 : EXT. KAMPUS – SIANG
David
dan katy mulai melakukan pendekatan, dengan jalan-jalan bersama.
SCENE
12 : IN. TEMPAT LATIHAN TARI - SIANG
katy
sedang berlatih tari tradisional di sebuah ukm di kampus.
·
Reza : “ayo, ayo, semangat! 1, 2 ,3!”
·
Reza : “tangannya lebih keatasan lagi ya?”
(sambil benerin tangan katy)
·
Katy : “iya kak”
·
Reza : “putri? Jangan kaku begitu? Lebih
dilemaskan lagi ya?”
·
Putri : “aduh kak, sulit banget nih?”
·
Reza : “diusahakanlah, ayo?”
·
Putri : “iya, kak.”
Diluar
sekelompok cewek melihat mereka.
·
Stefani : “eh guys, lihat tuh mereka? Kampungan banget
sih nari tradisional?”
·
Lutvi : “iya, kampungan banget!”
·
Nuke : “apalagi si katy tuh? Sok banget sih dia?”
·
Villa : “iya, belagu banget tuh cewek cemen!”
·
Aulin : “benci banget aku sama tuh anak?
·
Cipu : “iya, norak banget sih tuh cewek?”
·
Lutvi : “kayaknya kita harus kasih pelajaran deh
sama tuh anak?”
·
Adel : “bener banget, kita samperin mereka!”
Mereka
masuk kedalam ruang latihan. Lalu mematikan soundnya.
·
Stefani : “well, well, well. Lihat nih siapa yang lagi
latihan?” (sambil mendekati katy)
·
Cipu : “kayaknya si cewek cemen nih?”
·
Katy : “apaan sih?”
·
Lutvi : “loe cewek jangan sok banget ya? Tari
tradisional aja bangga? Kampungan banget sih!”
·
Aulin : “cewek apa guys?”
·
All : “kampungan!” (kompak)
·
Wati : “hei, jangan ganggu dia!” (sambil
menghampiri katy)
·
Stefani : “Ini lagi, sok jadi pahlawan” (menghampiri
wati)
·
Wati : “kalian harus keluar dari ruangan ini!”
·
Stefani : “eh, berani-beraninya loe mengusir kami? loe
gak tau siapa kami?”
·
Dewi : “eh, kita gak mau ya berurusan sama
cewek-cewek kayak kalian?”
·
Nuke : “loe nantang gue ya?”
·
Dewi : “aku gak nantang. Kalian aja yang selalu
gangguin kita?”
·
Nuke : “ loe berani ya sama gue?”
·
Dita : “sudahlah, wi. Jangan tanggapi mereka?”
·
Cipu : “nih lagi, beraninya belain dia?”
·
Dita : “udah deh, kalian ini suka banget sih
gangguin kita? Udah deh! putri, mainkan lagi lagunya!”
Putri
mengampiri sound kemudian menghidupkannya. Tapi aulin mematikannya kembali.
·
Putri : “hei, apa yang kamu lakukan?”
·
Aulin : “udah deh, kamu diem aja!”
·
Villa : “kalian ini, tarian kayak gitu aja
bangga?”
·
Reza : “semuanya hentikan!”
·
Reza : “kalian sebenarnya mau apa sih? Sukanya
ganggu orang?”
·
Lutvi : “kami sih gak mau apa-apa? Cuma kami bete
aja lihat tarian kalian tuh?
·
Dewi : “eh, ini kan tarian khas indonesia? Harus
bangga dong?”
·
Stefani : “ih, bangga? Tarian kayak ini yang harusnya
bangga? Ayo guys?
Stefani
melakukan tarian modern.
·
Stefani : “itu baru tarian?”
·
Reza : “iihh, begitu aja bangga?”
·
Stefani : “loe nantang gue? Ayo kita battle?”
·
Reza : “siapa takut?”
Battle
antara kelompok stefani dan reza dan Saat battle baru mulai, David datang
menjemput Katy. Kemudian langsung keluar ruangan.
·
Stefani : “eh, mau kemana loe cewek cemen?”
Tapi
katy tetap berjalan keluar ruangan.
SCENE 13 : EXT.
DI TROTOAR - PETANG
- David :
“tadi itu ada apa sih?
Seperti mau demo tau.”
- Katy : “oh, itu acara battle. Biasalah, memang selalu panas kok.”
- David : “ya ampun, cewek-cewek ternyata juga bisa panas begitu”
- Katy : “tapi cowok lebih parah tau”
- David : “oh ya, tadi itu siapa yang mengejekmu?”
- Katy : “entahlah. Aku hanya tahu namanya. Dia Stefanie, leader dari grup
dance modern. Dia berhasil merusak suasana latihan kami hari ini.
benar-benar sialan.”
- David : “enggg... bagaimana kalau aku mengajakmu ke suatu tempat yang bagus
agar kau bisa melepas penat?”
- Katy : “mana ada tempat bagus di dekat sini?”
- David : “ayo ikut sajalah.”
SCENE 14 : EXT.
DIATAS ATAP GEDUNG - MALAM
- Katy : “(melihat dengan was-was) kau yakin mau membawaku kemari?”
- David :
“(melompati jendela) tentu
saja. Kenapa memang?”
- Katy : “ini sangat tinggi, kau tau kan?”
- David : “ayolah, ini tidak semenakutkan yang kau kira kok”
- Katy :
“ya baiklah.” (sambil turun ke atap dengan memegang tangan David)
- David :
“bagus kan?” (mengajak Katy duduk di tepi atap)
- Katy :
“bagaimana kau bisa tahu tempat yang bagus di kampus? Padahal kau kan
bukan mahasiswa sini”
- David :
“ah, aku selalu menyukai atap kok. Dan tidak mungkin sebuah kampus tidak
punya atap.”
- Katy : “oh ya? apa yang kau suka dari atap?”
- David : “aku suka melihat pemandangan di bawah dan bintang-bintang di langit
dari atap.”
- Katy : “weew, aku tidak tahu seorang perampok bisa menyukai bintang. Kecuali
untuk tato tentunya.”
- David : “well, sepertinya kata perampok terlalu kasar buatku saat ini.”
- Katy : “oh ya? (memandang David sambil tersenyum)”
- David :
“engg... kau tau kan, aku
berniat berhenti dari kehidupan lamaku.” (memandang Katy dengan tersenyum juga)
- Katy : “lalu?”
- David :
“ya, aku ingin... kau tahu,
memulai hidup baru”
- Katy : “terus?”
- David : “(memutar bola mata) oh, ayolah. Masa kau tidak tahu sih?”
- Katy : “apa memang? (tersenyum)”
- David : “(memegang tangan Katy) would you be mine till the rest of my life?”
- Katy : “ng...”
- David : “(mendekatkan mukanya ke wajah Katy) aku sudah tahu apa yang ada di
pikiranmu kok”
Setelah itu wajah mereka berdua semakin dekat
sampai mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
SCENE 15 : EXT. DIJALAN -
MALAM
John dan stanley baru saja berhenti berlari
setelah sekitar satu jam yang lalu mereka berhasil menjebol pintu belakang
penjara untuk melarikan diri. Kini keduanya sedang terengah-engah dan di tangan
John tergenggam sebuah HP hasil curian yang sedianya akan mereka gunakan untuk
menelepon David.
·
Stanley : “Man, kau hafal nomor
David Tidak?”
·
John : “yah, lumayan lah.
Kenapa memang?”
·
Stanley: “coba Kau hubungi
David. Nanti kalau dia menjawab telfonnya katakan kalau kita butuh tempat untuk
tinggal sementara.”
·
John : “oh, baiklah. Aku
akan mencobanya.”
Setelah menunggu
selama beberapa detik, David mengangkat telfonnya.
·
David : “ya, halo. Siapa ini?”
·
John : “oh, Dave, beruntung
kau masih memakai nomor yang ini. aku John, Kawan.”
·
David : “oh, john, kau
rupanya? Ada apa? Bukannya kau dan Stanley masih ada di penjara?”
·
John : “sebenarnya iya. Tapi
kami baru saja berhasil melarikan diri dari penjara. Dan sekarang kami butuh
tempat tinggal sementara. Apa kau bisa membawa kami untuk tinggal di tempatmu?”
·
David : “well, aku minta maaf
kalau masalah itu. Aku saja sekarang tinggal di tempat lain bersama sebuah
keluarga. Dan aku tidak berani kembali ke tempatku yang lama karena aku takut
polisi sudah tahu tentang tempat itu.”
·
Stanley : “(merebut telpon dari
John) halo, Man, ini aku Stanley. Apa kau tega membiarkan kami terlantar di
jalanan, Hah?”
·
David : “sumpah aku tidak
bermaksud begitu. Aku memang benar-benar tidak bisa membantu kalian soal tempat
karena aku...” (ragu untuk
meneruskan)
·
Stanley: “karena apa huh?”
·
David : “well, katakan saja
aku bukanlah David yang dulu bagi kalian.”
·
Stanley: “apa maksudmu?”
·
David : “ya maksudku, aku
bukan seperti David yang kalian kenal.”
·
Stanley: “kau ngomong apa sih?
To the point saja lah!”
·
David : “jadi... Aku
memutuskan untuk keluar dari geng.”
·
Stanley: “apa?! Kau sudah gila
atau gimana sih?ini sama sekali tidak lucu tau!”
·
David : “ya aku tau memang
aku kedengarannya bercanda. Tapi percayalah, kali ini aku serius.”
·
Stanley: “oh, sial! Bagaimana
bisa kau memutuskan hal itu hah?!”
·
David : “well, entahlah. Tapi
aku rasa aku tidak bisa membahayakan keluarga yang ku tumpangi sekarang dengan
tetap merampok.”
·
Stanley: “puih! Sejak kapan
kau peduli keluarga? Kami keluargamu tau!”
·
John : “(merebut hp dari Stanley) apa semua ini ada
hubungannya dengan seorang gadis?”
·
David : “ya aku memang
tinggal dengan seorang gadis dan kakak laki-lakinya. Tapi percayalah, ini nggak
sepenuhnya karena cewek. (memutus panggilan)”
·
John : “halo? Halo? Hei, halo?!
Ah, sialan! teleponnya dimatikan!”
·
Stanley: “lalu apa yang harus
kita lakukan sekarang?”
·
John : “entahlah. Tapi kita
masih punya 1 tempat yang bisa kita singgahi.”
·
Stanley: “dimana?”
·
John : “mari kita berdoa
markas kita masih ada dan tidak ditempati kucing beranak. (lari ke markas)”
SCENE 16 : IN.
DIMARKAS - SIANG
Anna sedang asyik
duduk sambil minum dan mendengarkan musik. Tangannya yang kiri tengah memainkan
puntung rokok yang ujungnya menyala dan
terapit diantara kedua jarinya. Saat sedang dalam pose seperti itu, John dan
Stanley tiba-tiba menghambur masuk dengan muka tertekuk.
·
Anna : “oh sial! Kenapa sih
kalian hobi muncul tiba-tiba? Dan bagaimana kalian bisa sampai sini? Kalian kan
sedang berlibur di prodeo.”
·
John : “panjang ceritanya. Sebaiknya kau biarkan kami
beristirahat sebelum mulai bercerita.”
·
Anna : “well, ada beberapa
kaleng minuman di belakang. Aku baru saja beli tadi pagi.”
·
Stanley: “terima kasih banyak.
Padahal kami berpikir markas ini sudah dibakar atau rata dengan tanah.(sambil
berjalan ke belakang dan menyambar 2 botol minuman)”
·
Anna : “ayolah, ini tempat
bersejarah bagiku. Mana mungkin aku menelantarkannya, Stan?”
·
John : “baguslah masih ada
satu orang yang peduli dengan tempat ini.”
·
Anna : “satu orang? Kukira
kalian melupakan David.”
·
Stanley: “ah sudahlah. David
sudah tidak asyik lagi untuk diajak main.(melemparkan sekaleng minuman kepada
John)”
·
Anna : “maksudmu?”
·
John : “Ya, David berubah
jadi orang yang sangat menyedihkan sekarang. Kurasa kau belum tahu itu kan?
Sungguh dia rasanya tidak pantas untuk jadi Alfa sekarang.”
·
Anna : “apa maksudmu dia
tidak pantas menjadi Alfa? Aku yakin dia masih sangat keren.”
·
Stanley : “percayalah padaku,
setelah aku dan John menceritakannya, kau pasti akan mencibir pacarmu
habis-habisan”
·
Anna : “oh, kita lihat saja.
Aku yakin aku cukup tahan mendengar ocehan kalian tentang pacarku yang sangat
keren melebihi kalian kurasa.”
·
John : “well, kami tadi
menelepon David.”
·
Anna : “apa?! Kau serius
kan? Bagaimana keadaannya? Dia ada di mana sekarang?”
·
Stanley: “tunggu dulu. Jangan
histeris. Dasar cewek. Kami memang menelponnya tadi untuk meminta tumpangan
tempat. Tapi dia menolak karena dia sudah tidak tinggal di tempatnya yang lama.”
·
Anna : “maksudmu dia pindah
rumah begitu?”
·
Stanley: “entahlah. Yang pasti
dia sekarang tinggal dengan seorang cewek dan kakaknya.”
·
Anna : “apa?! Seorang cewek?
Sialan! Bagaimana bisa dia tinggal dengan seorang cewek? Kurang ajar! Awasa
saja kalau aku bertemu dengan cewek jalang itu, akan kupancung kepalanya!”
·
John : “Stanley benar kan
kalau kau akan berhasrat membunuh setelah mendengar penjelasan kami? Tapi
selain itu, ada satu hal lagi yang bisa membuatmu jantungan.”
·
Anna : “apa?”
·
John : “dia bilang, dia
keluar dari geng.”
·
Anna : “sialan! Bagaimana
mungkin dia keluar dari geng? Dia kan Alfa. Benar-benar sialan. Apa ini
gara-gara cewek?”
·
Stanley: “entahlah. Dia tidak
mengatakannya dengan jelas. Dia hanya mengatakan kalau semua ini tidak
sepenuhnya karena cewek.”
·
Anna : “sialan! (sambil
membuang puntung rokok) tapi aku rasa aku perlu melihatnya sendiri.”
·
John : “kau tidak
mempercayai kami?”
·
Anna : “well, katakan saja
aku percaya tapi aku berharap itu semua tidak benar.”
·
Stanley : “dan kalau itu benar?”
·
Anna : “kita memiliki
kesamaan misi. Kau ingin David kembali ke geng, dan aku menginginkan cewek
jalang itu mati, atau minimal cacat seumur hidup. Kau tahu maksudku kan?”
·
John : “ya, kami mengerti.”
·
Anna : “bagus. Doakan saja
aku bisa secepatnya bertemu dengan David dan kita akan meluruskan semuanya.”
SCENE 17 : EXT.
DIJALAN - SIANG
David dan Katy hari itu sedang jalan-jalan
berdua ketika kemudian tanpa diduga mereka bertemu dengan Anna.
·
Anna : “Ya ampun! Hai David!
Apa kabar? (menghambur dan memeluk David di depan Katy) aku dengar dari John
kalau kau sudah pindah tempat tinggal. Benarkah itu? Kau tahu, aku sangat
merindukanmu sayang.”
·
David : “engg... ya memang aku
punya tempat tinggal baru sejak beberapa hari ini. dan aku tidak tahu bagaimana
John bisa memberitahumu padahal aku belum pernah bertemu dengannya sejak ‘malam
itu’ (berusaha melepaskan diri dari pelukan Katy). Bisakah kau tidak usah
memelukku di depan umum begini?”
·
Anna : “oh ya ampun,
sepertinya tempat tinggal barumu itu berhasil mengubah kelakuanmu juga ya?
dasar lingkungan sialan! Dan siapa itu di sampingmu? Pelacur yang kau pesan?”
·
David : “Oh ayolah, Anna. Jangan kasar seperti itu. Dia
Katy, pemilik rumah yang saat ini aku tinggali (menoleh ke Katy). Katy,
kenalkan, ini Anna, temanku.”
·
Katy : “oh, hei, aku Katy
(mengulurkan tangan untuk bersalaman)”
·
Anna : “ya, aku sudah dengar
namamu. Jadi singkirkan tangan sialanmu itu dariku.”
·
David : “engg...Anna, aku
rasa kita perlu bicara empat mata (menarik Anna menjauh dari Katy). Dan, Katy,
tunggu saja di situ. Tidak akan lama kok.”
Kemudian mereka
berdua berhenti di tempat yang tidak terlalu jauh dari Katy, tapi cukup untuk
tidak bisa di dengar oleh Katy.
·
Anna : “kenapa sih kau
membawaku kesini? Atau jangan-jangan kau kangen dengan ciumanku ya? (memeluk
David lagi)”
·
David : “oh, cukup, Anna (berusaha melepaskan diri).
Kurasa aku perlu mengatakan suatu hal kepadamu.”
·
Anna : “jangan bilang kalau
kau mau keluar dari geng karena cewek jalang itu.”
·
David : “engg... ya kurang
lebihnya begitu lah. Bagaimana kau tahu? (garuk-garuk kepala)”
·
Anna : “oh, sial. Ternyata
mereka benar. Kau memang benar-benar jadi pecundang atau bagaimana sih?”
·
David : “maksudmu?”
·
Anna : “well, aku hanya merasa
bodoh saja tidak mempercayai kata-kata John dan Stanley yang mengatakan bahwa
kau sepertinya bakal hengkang dari geng ketika mendengar dengan siapa kau
tinggal sekarang.”
·
David : “jadi John dan
Stanley yang mengatakan tentang itu padamu?”
·
Anna : “ya ampun, dasar otak
kacang polong! Tentu saja! Mereka itu temanku juga tahu. Tentu saja sebagai
teman yang baik mereka memberitahuku tentang betapa menyedihkannya kau
sekarang. (menyalakan rokok)”
·
David : “ya katakanlah mereka memang benar soal aku yang
menjadi sangat menyedihkan. Aku benar-bemar minta maaf soal itu. Tapi ada satu hal
lagi selain pernyataanku yang ingin keluar dari geng.”
·
Anna : “oh ya? mari kita
dengar apa katamu.”
·
David : “engg... jadi begini (salah tingkah) sepertinya
hubungan kita harus sampai disini saja Anna. Ka tahu kan apa alasanku?”
·
Anna : “oh well, rupanya
cewek jalang itu yang menjadi sumber dari semuanya. Bagaimana kalau aku
mematahkan lehernya saja atau sekedar memberinya minum dengan air raksa?”
·
David : “ayolah Anna. Kita
tidak perlu memperpanjang masalah ini. kau dan aku sudah sama-sama dewasa kan?”
·
Anna : “ya, aku cukup dewasa kok
karena aku tidak menonjok hidungnya saat ini juga. Dan sekarang mendingan kau
cepat pergi saja sebelum cewek jalangmu mengira yang tidak-tidak.”
·
David : “enggg... Ya, baiklah
kalau begitu. Kau sungguh tidak apa-apa
kan?”
·
Anna : “aku sudah bilang kan
kalau aku cukup dewasa untuk mengerti hal ini?”
·
David : “well, kalau begitu
aku pergi dulu ya. terima kasih atas pengertianmu, Anna.
Setelah berkata begitu, David segera mengajak Katy pergi sebelum Anna
bertindak macam-macam. Sedangkan Anna sendiri langsung menelepon John dan
Stanley untuk merencanakan misi mereka.”
·
Stanley : “ya halo. Ada apa
Anna?”
·
Anna : “halo, aku sudah bertemu David dan cewek jalangnya
barusan. Dan aku menyesal tidak mempercayaimu.”
·
Stanley: “baguslah kalau
begitu. Lalu apa rencanamu selanjutnya?”
·
Anna : “melihat tampangnya,
dia kuliah di kampus dekat sini. Mungkin yang di dekat bengkel itu.”
·
Stanley: “lalu?”
·
Anna : “besok kau dan John tunggu di gang dekat gudang,
aku akan menggiringnya kesana. Kalau bisa sediakan air keras.”
·
Stanley : “baiklah. Nanti aku akan bicarakan dengan John.”
Anna segera
menutup teleponnya dan menggerutu sepanjang jalan.
SCENE 18 : EXT. DIDEPAN KAMPUS - SIANG
Tidak biasanya
hari itu Katy pulang sendiri. Tadi pagi David sudah bilang padanya kalau dia
tidak bisa menjemput karena harus membersihkan rumah bersama Matt. Diapun
kemudian berjalan menyusuri jalanan dekat kampus ketika perasaannya mengatakan
bahwa ada seseorang yang mengikutinya.
·
Katy : “(menoleh ke
belakang) siapa sih? Seperti ada yang mengikutiku deh.”
·
Anna : “(berjalan mengendap-endap
sambil sesekali bersembunyi di dekat pohon atau bangunan. Dia menggunakan baju
samaran)”
Katy terus
berjalan dengan waspada sambil sesekali menengok ke belakang. Ketika dia sudah
sampai di gang dekat rumahnya, di semakin mempercepat langkahnya. Tak terpikir
oleh Katy untuk langsung ke rumahnya. Dia malah terus mempercepat langkah
melewati rumahnya dan sampai di sebuah gang lain yang tidak ia kenali. Anna
sendiri merasa senang karena berhasil menggiringnya kemari. Kemudian Anna
memberitahu John dan Stanley lewat SMS untuk bersiap-siap di tempat mereka.
Katy sendiri terus saja melangkah tanpa tahu dimana ia berada. Sampai beberapa
meter kemudian, Katy melihat John berdiri di depannya sambil memegang seutas
tali. Saat hendak berbalik, dia melihat Stanley di belakangnya dengan memegang
lakban hitam. Katy baru saja akan berlari ke arah lain ketika dia merasakan
hantaman benda keras di tengkuknya, dan kemudian dia pingsan.
·
Anna : “keja bagus anak-anak.(melemparkan sebatang balok
yang digunakan untuk memukul Katy) ayo kita bawa jalang ini ke gudang. Aku
sudah tidak sabar memberinya minum dengan air keras.”
·
Stanley : “(melakban mulut
Katy) bisa kita angkut sekarang?”
·
John : “(mengikat tangan
Katy) tunggu sebentar, tinggal sedikit lagi.”
Setelah selesai, mereka mendudukkan Katy di tengah jok motor, diapit
oleh Stanley dan John, lalu mereka membawanya ke gudang.
SCENE 19 : IN.
DISEBUAH GUDANG - SORE
Sesampainya
mereka di gudang, mereka langsung mendudukkan Katy di sebuah kursi dan
mengikatnya erat-erat. Anna hanya memandang Katy dengan jijik, lalu tangannya
sudah menekan tombol panggil setelah mengetikkan nomor David di layar HP.
SCENE 20 : IN.
RUMAH KATY - SORE
David dan Matt
tengah membersihkan kamar mandi ketika HP David, yang diletakkan di kamar, berdering
sebagai tanda ada telepon masuk.
·
David : “kau dengar itu, Matt?” (sambil menggosok bak mandi)
·
Matt : “ya, aku dengar.
Kenapa memang?”
·
David : “sepertinya ada yang
menelponku. Kau bisa mengangkatnya? Aku masih harus menyikat bak mandi.”
·
Matt : “oh, well, akan
kuangkat (berjalan menuju HP). Halo (memegang HP), kalau kau ada perlu dengan
David, tunggulah sebentar. Dia masih membersihkan kamar mandi.”
·
Anna (on the phone): “oh sial. Kalau boleh
tau kau siapa?”
·
Matt : “aku Matt, pemilik
rumah ini. kau sendiri siapa dan ada perlu apa dengan David?”
·
Anna (on the phone): “bisa kau katakan
padanya kalau cewek jalangnya sudah ku sekap di gudang dekat kampus?”
·
Matt : “(terkejut) apa?! Apa
maksudmu cewek jalangnya disekap di gudang? Kau ini siapa hah?!”
·
Anna (on the phone): “ah sudahlah, bilang
saja begitu. Dia pasti ngerti kok. Sudah ya, Bye!” (menutup telepon)
·
Matt : “hei, apa maksudmu...
oh sial. Teleponnya terputus, lagi! David! David!” (berteriak
memanggil)
·
David : “ya ampun, kenapa sih orang
ini? ya, aku akan kesana!” (sambil membasuh
kakinya)
·
Matt : “cepatlah, Man.”
·
David : “ada apa sih teriak-teriak?
Celanamu kemasukan katak?”
·
Matt : “sialan. Tentu saja bukan,
Bodoh! Aku barusan mendapat telpon dari orang tak dikenal yang mengatakan
begini bisa kau katakan padanya kalau cewek jalangnya sudah ku sekap di gudang
dekat kampus?”
·
David : “(kaget) hah?! Apa
maksudnya?”
·
Matt : “entahlah aku juga
tidak tahu. Dia tidak mau menjelaskan. Katanya, aku hanya tinggal mengatakannya
saja kepadamu, dan kau akan ngerti.”
·
David : “yang meneleponmu itu
cewek atau cowok?”
·
Matt : “cewek kok. Dan
kurasa nadanya agak menyebalkan.”
·
David : “(berpikir selama
beberapa saat) ah, sialan! Itu pasti Anna. (menepuk jidat) kau bilang dia tadi
menyekap ceweknya di mana?”
·
Matt : “di gudang dekat kampus. Sebenarnya ada apa sih?”
·
David : “kau tahu siapa yang
dimaksud ‘cewek jalang’ oleh penelpon tadi? Itu pasti Katy, Matt.”
·
Matt : “jadi maksudmu Katy diculik dan dibawa ke gudang?
Gudang apa tapi?”
·
David : “itu gudang yang ada
di belakang kampus. Ah, sial. Harusnya aku tahu kalau Anna tidak akan diam saja
mengenai hal ini.”
·
Matt : “lalu apa yang harus
kita lakukan? Apa kita harus ke sana?”
·
David : “entahlah. Aku takut
ini hanya jebakan saja. Bagaimana kalau kita cari dulu Katy di sekitar kampus.
Siapa tahu dia masih di sana.”
·
Matt : “kalau misalnya ancaman itu benar bagaimana?”
·
David : “tempatnya tidak jauh
dari kampus kok. Aku yakin kita bisa cepat sampai ke sana setelah kita tidak
menemukan Katy di kampus. Kita berangkat sekarang?”
·
Matt : “ya, ayo.”
Matt pun segera
menyalakan motornya dan melesat menuju kampus bersama David.
SCENE 21 : EXT.
KAMPUS - SORE
Matt dan David
berjalan keliling kampus dan menanyai
tiap orang tentang keberadaan Katy. Tapi mereka semua tidak tahu Katy ada di
mana. Setelah sekitar 15 menit tidak menemukan Katy, mereka segera mengendarai
motor menuju gudang.
SCENE 22 : IN.
SEBUAH GUDANG - SORE
Anna sudah
mondar-mandir didepan Katy sejak 15 menit yang lalu. Tangannya memutar-mutar
handphone. Sedangkan Katy sedari tadi mencoba menggerak-gerakkan tangan untuk
melepaskannya dari ikatan. Namun ketika di membuat suara yang sedikit berisik,
Anna selalu memelototinya. Seperti sekarang.
·
Katy : “(membuat suara-suara karena hendak melepaskan
diri)
·
Anna : “kau ini bisa diam
tidak sih? Berhentilah membuat suara-suara yang tidak enak di telinga. Dasar
jalang!”
·
John : “kau yakin David akan
datang?”
·
Anna : “ya, aku yakin dia
akan datang demi cewek jalang ini. tunggu saja.”
·
Stanley: “ini sudah hampir
setengah jam lho.”
·
Anna : “diamlah, Stan. Pasti
sebentar lagi.”
Dan benar saja, 5 menit kemudian David dan Matt menghambur masuk dengan
muka marah. Terlebih lagi ketika David melihat Katy yang terikat di kursi dan
mulutnya tersumpal.
·
David : “sialan kau, Anna!
Apa yang kau lakukan kepada Katy?”
·
Anna : “oh David. Cewek ini
kan yang sudah membuatmu pergi dari kami? Lalu apa salahnya aku menghabisinya
kalau itu bisa membuatmu kembali padaku?”
·
Matt : “sialan! Dia itu
adikku!”
·
Anna : “oh, pantas saja muka
kalian mirip. Mirip sampah maksudku. (tertawa terbahak-bahak bersama John dan
Stanley)”
·
Matt : “dasar cewek jalang!
Beraninya kau mengatai adikku seperti itu?!” (emosi tinggi)
·
Anna : “memangnya kenapa hah?”
·
David : “sudah Anna! Apa yang kau
inginkan dariku?”
·
John : “kami hanya ingin kau
kembali. Itu saja.”
·
Anna : “tunggu, ada
tambahan. Aku juga ingin cewek jalang ini berhenti menganggumu lagi.”
·
Stanley : “kami tidak akan
begini kalau saja kau tidak memutuskan untuk keluar, Dave.”
·
Matt : “lalu apa hubungannya
dengan adikku?”
·
Stanley : “dia itu yang sudah
membuat David keluar dari geng! Cewek jalang itu yang meepengaruhi pikiran
David!”
·
Matt : “jangan pernah berani
mengatai adikku!”
Setelah berkata demikian, Matt langsung menyerang Stanley. John tidak
diam saja. Dia ikut melawan Matt.
·
David : “hentikan! (berteriak
kencang) kalau masalahnya gara-gara aku, tolong lepaskan Katy dan aku yang akan
melawan kalian. Bukan Matt.”
·
John : “oh ya? bagaimana
kalau begini?” (john melukai
lengan Katy)
·
David : (menggeram) “aku sudah bilang,
jangan...ganggu...Katy!”
Setelah berkata demikian, David langsung melayangkan tinjunya ke wajah
John. Jadilah mereka berempat bergumul dalam perkelahian. David dan Matt yang
menggunakan tangan kosong berkali-kali terkena sabetan pisau dan hantaman balok
yang berasal dari John dan Stanley. Anna sendiri hanya tercenung melihat
perkelahian itu. Kesempatan itu dimanfaatkan Katy untuk melepaskan diri dari
tali yang mengikatnya. Sedikit demi sedikit Katy menggeser tangannya dari
ikatan. Sementara itu David dan Matt masih terus saling hajar dengan John dan
Stanley. Dan puncaknya adalah ketika pisau John menusuk paha Matt.
·
Matt : “Arrrrggghhh!!” (sambil memegangi luka tusuknya)
mereka semua
langsung berhenti seketika mendengar teriakan itu. David yang melihatnya
langsung menjadi sangat naik pitam. Darah di tubuhnya sudah mendidih. Tangannya
yang sudah terkepal keras sekali dengan tiba-tiba melesat cepat meninju rahang
John dan Stanley bergantian. Tinjuannya bertubi-tubi sampai John dan Stanley
tidak punya kesempatan untuk melawan. Matt yang masih bisa bergerak,
melemparkan pisau yang menancap di pahanya ke arah Stanley dan kena. Dengan
terhuyung Stanley memegangi perutnya yang tertusuk. Melihat hal itu, David
semakin mengerahkan tenaganya untuk menghajar John yang sudah terlalu parah
kondisinya untuk melawan. Saat akan menghunjamkan tinju terakhirnya, ada sebuah
benda logam yang menempel di pelipis David. Saat melirik, David melihat Anna
menempelkan pucuk senjata ke kepalanya.
·
David : “anna, apa yang kau
lakukan? Singkirkan pistol itu dariku.”
·
Anna : “ada banyak hal di dunia ini yang harus dibayar
oleh nyawa. Seperti pengkhianatanmu pada kami (menarik pelatuk). Terutama
kepadaku!”
Belum sempat Anna melepaskan tembakan, Katy, yang tanpa sepengetahuannya
telah lepas dari jerat tali, langsung memukul tengkuknya dengan sebatang kayu
balok sehingga Anna pingsan.
·
Katy : “itu balasan
dariku, Jalang!”
Melihat itu,
David segera menuntaskan tinjuannya ke wajah John. Setelah itu mereka segera
membantu Matt berdiri dan berjalan keluar. Lalu mereka segera mendudukkan Matt
di jok sepeda motor, diapit Katy dan David. Dan melesatlah mereka menjauhi
tempat itu.
Epilog David: “sangat tidak menyenangkan memang ketika kau harus melawan temanmu sendiri.
Tapi aku menyadari bahwa adakalanya dalam hidup kita bahkan harus ‘mengalahkan’
sesamanya untuk mencapai tujuan yang lebih baik. seperti 2 serigala yang
bertarung demi menjadi Alfa.”
THE END